Tokyo | EGINDO.co – Jepang mengajukan protes dengan China pada Senin (4 Juli) atas kapal angkatan laut China yang berlayar di dekat pulau-pulau yang disengketakan, kata seorang pejabat Jepang, ketika muncul laporan bahwa Rusia juga mengirim kapal angkatan lautnya sendiri ke daerah itu.
Pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, yang dikenal sebagai Senkaku oleh Tokyo dan Diaoyu oleh Beijing, menjadi pusat perselisihan yang telah berlangsung lama antara Jepang dan Cina.
Pejabat Jepang secara teratur memprotes keberadaan kapal penjaga pantai China di perairan dekat pulau-pulau itu, tetapi ini adalah pertama kalinya sejak 2018 sebuah kapal angkatan laut terlihat di sana, menurut penyiar publik NHK.
Sekitar pukul 7.44 pagi pada hari Senin, sebuah fregat angkatan laut China “terpantau memasuki perairan Jepang yang berdekatan” di barat daya salah satu pulau yang dikuasai Tokyo, sebuah pernyataan dari kementerian pertahanan Jepang mengatakan.
Perairan yang berdekatan adalah pita 12 mil laut yang membentang di luar perairan teritorial.
“Kami menyatakan keprihatinan yang mendalam dan mengajukan protes kami ke pihak China melalui jalur diplomatik, dan mendesak mereka untuk mencegah terulangnya” insiden serupa, kata wakil kepala sekretaris kabinet Seiji Kihara kepada wartawan.
Pulau-pulau itu “adalah wilayah Jepang dari sudut pandang sejarah dan hukum internasional”, tambahnya.
Secara terpisah, sebuah kapal angkatan laut Rusia juga terlihat di perairan yang berdekatan dari pulau-pulau yang disengketakan pada Senin pagi, NHK, Jiji Press dan media Jepang lainnya melaporkan, mengutip sumber kementerian pertahanan anonim.
Kementerian tidak dapat segera mengkonfirmasi laporan tersebut kepada AFP.
Pada bulan Mei, jet tempur China dan Rusia melakukan penerbangan bersama di dekat negara Asia Timur ketika para pemimpin dari apa yang disebut blok Quad – Jepang, Amerika Serikat, Australia dan India – bertemu di Tokyo.
Sementara pesawat-pesawat itu tidak melanggar wilayah udara teritorial, Jepang mengatakan langkah itu “provokatif” mengingat waktunya bertepatan dengan pertemuan puncak para pemimpin.
Beijing mengatakan penerbangan itu adalah bagian dari “rencana kerja sama militer tahunan” China dan Rusia.
Sumber : CNA/SL