Jakarta | EGINDO.co     -Pembatasan lalu lintas dengan skema Ganjil – Genjil ( Gage ) merupakan salah satu bentuk implementasi manajemen kebutuhan lalu lintas, yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas. Data litbang Kementrian Perhubungan bahwa arus mudik Iedul Fitri akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan 2 (dua) tahun sebelumnya karena dampak dari Pandemi.
Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, diperkirakan 80 sampai dengan 85 Juta orang akan mudik dari wilayah Jabodetabek yang pada umumnya akan menggunakan transportasi darat ( mobil pribadi, Kereta Api,Bus dan sebagainya ). Diprediksi pada situasi tertentu, arus puncak mudik dan balik kapasitas jalan akan terbebani oleh volume kendaraan yang akan berdampak pada masalah kemacetan bahkan apabila salah atur arus lalu lintas dapat mengalami stag / berhenti sehingga perlu ada pola pengaturan atau rekayasa lalu lintas agar kondisi jalan tetap kondusif dan dinamis yang mampu mengakomodir aktivitas manusia dengan maksimal. Semua kegiatan masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik.
Pemberlakuan Ganjil – Genap (Gage) yang akan diberlakukan saat mudik merupakan pilihan terbaik dari beberapa alternatif termasuk pemberlakuan secara bersamaan rekayasa lalu lintas dengan cara memberlakukan sistem SSA dan Contra flow. ” Pemberlakuan Ganjil – Genap dalam jangka pendek cukup efektif, hanya pengecualian kendaraan bermotor yang tidak di kenakan Ganjil – Genap jangan terlalu banyak sehingga dapat mengurangi volume kendaraan bermotor kendaraan pribadi minimal 30 % sampai dengan 40 % dari Volume normal apabila tidak ada program Ganjil – Genap,”ungkapnya.
Dikatakan Budiyanto kepada EGINDO.co melalui pesan singkatnya, dengan pengurangan Volume kendaraan pribadi 30 % sampai dengan 40 % pada ruas jalan dan waktu tertentu akan dapat meningkatkan efesiensi dan efeltivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas. Keberhasilan pelaksanaan Ganjil – Genap akan dapat dilihat dari beberapa indikator, sebelum pada saat pelaksanaan dan pasca pemberlakuan Ganjil – genap.
Efektivitas dan efisiensi ruang lalu lintas akan dapat dilihat dari trend:
a.Trend penurunan volume kendaraan pada ruas jalan dan waktu tertentu.
b.Adanya peningkatan kecepatan pergerakan kendaraan.
c.Travel time ( trend penurunan waktu tempuh ).
d.Penurunan tingkat polusi.
e.Mendorong perubahan mindset penggunaan kendaraan pribadi ke Transportasi umum.
“Hanya yang perlu diperhatikan adanya waktu ruang sosialisasi yang cukup dan sistem penegakan hukum yang dilakukan ( Represif justice/ tilang atau Non justice / tegoran atau kendaraan diputar balikan kearah semula), “tegas Budiyanto.
@Sn