Medan | EGINDO.co – Ada hubungan yang erat, Tembakau Deli dengan Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara. Banyak yang belum mengetahui harumnya tembakau membuat Tanah Deli (kini Kota Medan) sangat terkenal maka disebut dengan Tembakau Deli.
Hal itu dikatakan Direktur Utama (Dirut) Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Dr. Ir. Muhammad Edwin Syaputra Lubis, kepada EGINDO.co kemarin di Medan.
Dijelaskannya, keharuman itu masih melekat pada simbol publik kebanggaan masyarakat Medan. Sampai kini Persatuan Sepakbola Medan Sekitaranya (PSMS) pada berlambangnya ada daun tembakau. Klub PSMS memiliki warna kaos hijau berdiri tahun 1930 dengan nama Medansche Voetbal Club (MSV) merupakan cikal bakal klub PSMS. Lambang klub PSMS terpasang pada dada kiri kaos tim bergambar enam helai daun tembakau yang melambangkan PSMS awalnya didirikan oleh enam klub sepakbola yakni Medan Sport, Deli MIJ, Sahata, Alwatan, PO. Polisi, dan Indian Football Team.
“Begitu juga Universitas Sumatra Utara (USU) yang menjadi kebanggaan masyarakat Medan dan Sumatera Utara menggunakan daun tembakau sebagai lambang universitas yang didirikan 20 Agustus 1952 memakai lambang daun tembakau,” kata Edwin.
Disamping itu katanya, di Kota Medan ada Rumah Sakit Tembakau Deli yang usianya lebih dari satu abad. Rumah Sakit Tembakau Deli dibangun Jacobus Nienhuys, seorang pengusaha perkebunan tembakau di Tanah Deli.
Kemudian, daun tembakau juga menjadi lambang Pemerintah Provinsi Sumatra Utara yang terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung di dalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit barisan berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di bagian tengah perisai terdapat gambar seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi tanaman sawit, karet, ikan dan daun tembakau.
Adanya tembakau di Tanah Deli membuat ekspansi manusia terjadi sejak tahun 1830. Ekspansi manusia itu didasari motif ekonomi karena terbukanya perkebunan tembakau yang kala itu menjadi komoditi ekspor.
Berdasarkan sejarah, tanaman tembakau sudah ada di Tanah Deli sebelum pengusaha-pengusaha barat datang membuka lahan perkebunan tembakau sebab masyarakat sekitar daerah Batak Karo dan Melayu disamping menanam padi, cabai, lada untuk dieskpor juga telah menanam tembakau. Kemudian tembakau menjadi popular karena Jacob Nienhuis, seorang pekerja perkebunan Belanda di Surabaya mengembangkannya secara besar-besaran tahun 1865 dan perkebunan tembakau Nienhuis menghasilkan daun tembakau sebanyak 189 bal.
Akibat ekspansi tanaman tembakau oleh pemerintah Belanda membuat daerah Tanah Deli yang dahulu hutan berubah menjadi perkebunan tanaman tembakau. Berubahnya hutan menjadi perkebunan tembakau mengubah tatanan wilayah dari hutan menjadi perkebunan dan sekaligus menjadi perkampungan sebab banyaknya pekerja yang bekerja di lahan perkebunan mengakibatkan terjadi aktivitas sosial, budaya dan ekonomi.
“Lahan lahan kosong berubah menjadi lokasi pemukiman penduduk bagi para pekerja pendatang dan juga pekerja lokal di Tanah Deli. Perubahan tatanan wilayah dari hutan menjadi perkebunan dan perkampungan menjadi cikal bakal berdirinya Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara,” kata Dr. Ir. Muhammad Edwin Syaputra Lubis menegaskan.@
Fd/TimEGINDO.co