Situs Kemenhan Ukraina, Bank Negara Di Bawah Serangan Siber

Serangan Siber
Serangan Siber

Kyiv | EGINDO.co – Ukraina mengatakan pada Selasa (15 Februari) bahwa situs web kementerian pertahanan dan angkatan bersenjata negara itu serta dua bank negara telah terkena serangan siber yang kemungkinan berasal dari Rusia.

Pengumuman dari pengawas komunikasi Ukraina datang dengan bekas republik Soviet yang takut akan kemungkinan invasi dari pasukan Rusia yang melakukan latihan militer besar-besaran di perbatasannya.

Situs yang terkena dampak termasuk bank tabungan negara Oschadbank dan Privat – dua lembaga keuangan terbesar di negara itu.

Keduanya melanjutkan layanan pada hari Selasa tetapi situs militer tetap tidak dapat diakses beberapa jam setelah laporan awal serangan itu muncul.

Situs kementerian pertahanan menunjukkan pesan kesalahan yang mengatakan itu “sedang menjalani pemeliharaan teknis”.

Baca Juga :  Rusia Lancarkan Serangan Mengepung Pasukan Ukraina Di Timur

Situs web angkatan bersenjata menunjukkan pesan yang mengatakan tidak dapat dihubungi.

“Tidak dapat dikecualikan bahwa agresor menggunakan trik kotor,” kata pengawas mengacu pada Rusia.

Serangan siber hari Selasa terjadi satu bulan setelah serangan lain secara singkat melumpuhkan situs-situs utama pemerintah.

NATO menanggapi dalam beberapa jam serangan Januari dengan mengumumkan kesepakatan kerjasama perang cyber dengan Kyiv. Uni Eropa juga mengatakan sedang memobilisasi “semua sumber dayanya” untuk membantu Ukraina pada saat itu.

Kesepakatan itu dirancang untuk membantu melindungi Ukraina dari aktor negara Rusia dan proxy swasta yang melakukan kejahatan dunia maya atas nama Kremlin.

Kyiv mengatakan kerusakan pada Januari telah terbatas dan menahan diri untuk menyalahkan.

Baca Juga :  China Serukan Kewaspadaan Terhadap Serangan Siber dari Taiwan

Serangan hari Selasa itu terjadi pada hari yang sama ketika Rusia mengumumkan akan menarik kembali beberapa pasukan yang dikerahkan di perbatasan Ukraina di kebuntuan Moskow dengan Barat atas kehadiran NATO di Eropa timur.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top