Kyiv | EGINDO.co – Ukraina melihat tidak ada gunanya menutup wilayah udaranya di tengah eskalasi dengan Rusia, seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pada hari Minggu (13 Februari), setelah Amerika Serikat memperingatkan bahwa pasukan Rusia dapat menyerang negara Eropa timur itu kapan saja.
Maskapai Belanda KLM mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan segera berhenti terbang ke Ukraina, sementara maskapai SkyUp Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka harus mengalihkan satu pesawatnya setelah pemilik pesawat sewaan melarang penerbangan memasuki wilayah udara Ukraina.
“Poin terpenting adalah bahwa Ukraina sendiri tidak melihat ada gunanya menutup langit. Ini omong kosong. Dan, menurut saya, ini agak mirip dengan blokade parsial,” kata Mykhailo Podolyak, penasihat kepala staf presiden Ukraina.
“Jika maskapai penerbangan tertentu memutuskan untuk mengkonfigurasi ulang jadwal penerbangan, ini tentu tidak ada hubungannya dengan keputusan atau kebijakan negara kita,” katanya kepada Reuters.
Amerika Serikat, sekutu Baratnya dan negara-negara lain telah mengurangi atau mengevakuasi staf kedutaan dan telah menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Ukraina di tengah kebuntuan.
Washington mengatakan militer Rusia, yang memiliki lebih dari 100.000 tentara yang berkumpul di dekat Ukraina, dapat menyerang kapan saja. Moskow membantah memiliki rencana semacam itu dan menggambarkan peringatan seperti itu sebagai “histeria”.
SkyUp Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu pesawatnya, yang membawa 175 penumpang dari Portugal, harus mendarat di Moldova pada Sabtu alih-alih melanjutkan ke Ukraina setelah pemilik pesawat sewaan yang berbasis di Irlandia mencegah pesawat memasuki wilayah udara Ukraina. Itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
KLM, bagian dari Air France, mengatakan akan segera berhenti terbang ke Ukraina, kantor berita ANP melaporkan.
Dua pertiga dari 298 penumpang yang tewas ketika Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di atas Ukraina timur pada tahun 2014, saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, adalah warga negara Belanda.
Sumber : CNA/SL