Pemimpin Prancis & Jerman Kunjungi Moskow

Presiden Emmanuel Macron dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz
Presiden Emmanuel Macron dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz

Kremlin | EGINDO.co – Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan timpalannya dari Prancis, Emmanuel Macron pada 7 Februari, dan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada 15 Februari, kata Kremlin pada Jumat.

Kedua acara tersebut akan dilanjutkan dengan konferensi pers bersama.

Putin dan Macron terakhir berbicara pada Kamis malam, yang merupakan percakapan ketiga mereka melalui telepon dalam seminggu. Mereka membahas ketegangan saat ini di sekitar Ukraina dan permintaan Moskow agar Barat memberikan “jaminan keamanan jangka panjang” ke Rusia, menurut Kremlin.

AFP melaporkan bahwa Macron akan mengunjungi Ukraina minggu depan.

Berbicara kepada media Jerman, Scholz mengatakan, merujuk pada tentara Rusia: “Situasinya sangat serius, dan Anda tidak dapat mengabaikan fakta bahwa banyak tentara telah dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.” Negara-negara Barat telah menuduh Rusia mengumpulkan pasukan dan perangkat keras militer dengan maksud untuk menyerang Ukraina, yang telah berulang kali dibantah oleh Rusia.

Baca Juga :  Jerman Tingkatkan Waspada Gas Setelah Rusia Pangkas Pasokan

Media Jerman melaporkan bahwa Scholz akan mengunjungi Kiev pada 14 Februari untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Kunjungan para pemimpin Eropa itu akan dilakukan setelah pembicaraan para pejabat Rusia dengan AS dan NATO bulan lalu.

Moskow memandang infrastruktur militer Barat yang dekat dengan perbatasannya sebagai ancaman dan menginginkan AS dan NATO untuk memberikan jaminan yang mengikat secara hukum tentang masalah tersebut. Rusia juga mencari jaminan bahwa NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur, yang akan menghalangi keanggotaan potensial Ukraina di blok tersebut.

NATO dan AS masing-masing mengirimkan tanggapan tertulis atas tuntutan Rusia yang kemudian dibocorkan ke media Spanyol pekan ini. Dokumen tersebut menegaskan bahwa NATO menolak untuk meninggalkan apa yang disebut ‘kebijakan pintu terbuka’ untuk menerima anggota baru, tetapi, bersama dengan AS, mengusulkan langkah-langkah lain untuk mengurangi ketegangan militer di Eropa Timur.

Baca Juga :  Kuleba : Tidak Ada Pengkhianatan Selama Kunjungan Macron

Sumber : RT.Com/SL

Bagikan :
Scroll to Top