Jakarta | EGINDO.co – Pertumbuhan laba PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diiringi dengan kenaikan dana, kredit disertai peningkatan kualitas aset sehingga biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal itu dikatakan Presiden Direktur (Presdir) Bank BCA Jahja Setiatmadja kepada wartawan Kamis, (27/1/2022) kemarin di Jakarta.
Dijelaskannya, di tengah pemulihan ekonomi, BCA berhasil mencatatkan kinerja moncer dan perusahaan sukses mencetak kenaikan laba yang signifikan. Katanya, hingga akhir 2021, laba Bank BCA dan entitas anak capai Rp31,4 triliun, atau naik 15,8% yoy.
Pihaknya, mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional. Untuk itu BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor.
Menurutnya, menutup tahun 2021, tercatat pertumbuhan kredit mencapai 8,2% yoy menjadi Rp 637,0 triliun yang sejalan dengan pemulihan perekonomian nasional. Pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
Jahja menjelaskan, bahwa penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian 2019. Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% yoy mencapai Rp 286,5 triliun dan menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA.
Diakuinya, KPR yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% yoy menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% yoy menjadi Rp 195,8 triliun. Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Sedangkan pada pendanaan, CASA tumbuh 19,1% yoy mencapai Rp 767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6% dari total dana pihak ketiga. Deposito juga tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 208,9 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 16,1% yoy menjadi Rp 975,9 triliun. Hal tersebut disebabkan kepercayaan nasabah, serta kemudahan dan keandalan bertransaksi.
Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% yoy menjadi Rp 36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% yoy menjadi Rp 148,4 triliun.@
Fd/Rel/TimEGINDO.co