Generasi Milenial Rentan Alami Depresi ?

Depresi

Jakarta | EGINDO.co Depresi bisa menyerang siapa saja termasuk generasi milenial yang baru saja memasuki dunia kerja dan menemukan masalah baru yang belum terbiasa di temuinya, mereka juga mungkin akan di hujani berbagai beban atau tekanan yang bisa saja memicu depresi.

Depresi adalah kelainan suasana hati yang di dorong oleh hormon serotonin yang memicu berbagai perasaaan, Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ketidakseimbangan kadar serotonin memiliki pengaruh terhadap gangguan suasana hati yang mengarah pada stres, bahkan depresi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kadar asam amino triptofan dalam tubuh.

Asam amino triptofan merupakan salah satu bahan dasar hormon serotonin yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh, melainkan harus diperoleh dari makanan. Jadi ketika tubuh Anda kekurangan triptofan, kadar serotonin di dalam tubuh pun akan menurun, sehingga Anda bisa mengalami gangguan suasana hati, seperti cemas, marah, atau depresi.

Seorang yang depresi bisa merasakan bahwa hidup mereka sudah tidak berhaga lagi, dan memungkinkan di pikiran orang yang depresi untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. oleh karena itu, akhir-akhir ini banyak berita anak milenial yang melakukan bunuh diri.

Mengingat adanya dampak buruk itu anak milenial yang telah menginjakkan kaki di dunia kerja wajib berhati-hati akan resiko terjadiny depresi di kantor dengan mewaspadai hal-hal yang bisa menjadi penyebab ganguan kesehatan mental. berikut penyebab rentannya generasi milenial alami depresi di dunia kerja dan cara mengatasinya :

1. Pekerjaan yang tidak sesuai

Lantaran sempitnya dunia kerja, terkadang generasi milenial terpaksa berkerja di bidang yang sebenarnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau minatnya, sehingga anda harus melakukan hal yang tidak di gemari setiap hari menjadikan suasana hati ikut memburuk dan ujung-ujungnya depresi tidak terhindari lagi.

2. Merasa terperangkap

Maksud terperangkap disini adalah ketika anda melakukan perkerjaan yang tidak disenangi, namun anda tidak dapat memiliki pilihan pekerjaan lainnya sehingga mau tidak mau anda tetap harus pekerjaan tersebut untuk mendapat tunjangan ekonomi. hal ini merupakan cikal bakal terjadinya depresi di kantor, yang jika terjadi jika secara berkelanjutan bisa menggangu produktivitas bahkan kualitas hidup.

3. Tidak memiliki waktu bersama keluarga

Karena kesibukan kerja kadang membuat anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama keluarga atau sekedar merilekskan pikiran. anda mungkin merasa tidak memberikan waktu yang cukup pada keluarga, hal itu akhirnya menjadi dilema yang bisa menambah beban pikiran hingga memicu terjadinya depresi.

4. Masalah Financial

Generasi milenial cukup indentik dengan pola hidup yang konsumtif, mengikuti tren, dan terpengaruh dengan berbagai media sosial. Sehingga standar hidup yang demikian terkadang menjadi masalah, apalagi penghasilan yang di miliki tidak sebanding yang menyebabkan beban pikiran yang mengarah pada depresi.

5. Lingkungan kerja yang toxic

Tekanan dari tempat kerja yang tinggi, beban kerja yang terlalu banyak, rekan kerja yang tidak kooperatif, serta atasan yang sering memarahi ketimbang memotivasi akan membuat seseorang mudah mengalami depresi di tempat kerja.

Cara Mengatasi Depresi di Kantor

1. Kenali tanda dan gejala depresi

Jika Anda merasa sedih, minat berkurang, malas berinteraksi dengan orang orang di lingkungan atau merasa lelah terus menerus, mungkin ini merupakan tanda awal mengalami depresi.

2. Cobalah untuk mendapatkan dukungan dari rekan kerja

Jika Anda sedang mengalami kesulitan coba ceritakan kepada rekan kepercayaan di tempat kerja, selain dapat mengurangi beban pikiran terkadang dapat membuahkan solusi dari masalah yang sedang di hadapi.

3. Berkonsultasi dengan psikolog

Berkonsultasi dengan psikolog akan membantu Anda akan dituntun untuk mengubah pola pikir atau perilaku sehingga dapat mengatasi masalah.

4. Berbicara dengan atasan Anda

Satu di antara cara lain untuk mengatasi masalah di tempat kerja adalah terbuka dengan atasan Anda mengenai yang di alami, sehingga atasan dapat membantu mencarikan solusi dari masalah yang di hadapi.

 

Sumber : Klikdokter.com/IC

Scroll to Top