Mahasiswa Asal Sumatera Lolos Beasiswa LN, Ini Kiatnya

Dandi Alvayed (kiri) Saat Field Trip ke Drilling Training Center PT Pertamina tahun 2019.
Dandi Alvayed (kiri) Saat Field Trip ke Drilling Training Center PT Pertamina tahun 2019

Jakarta | EGINDO.co – Berkuliah di luar negeri, masih menjadi tujuan bagi sebagian besar pelajar Indonesia. Selain berpotensi menjadikan diri lebih adaptif dan fleksibel, diakui sejumlah pelajar, pengalaman berkuliah di luar negeri juga dianggap mampu memberikan networking yang luas.

Dalam survey tahun 2021 oleh Litbang MNC Portal Indonesia (MPI), disebut 80 persen mahasiswa bermimpi melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Setidaknya 76 persen menyatakan bahwa dengan belajar di luar negeri, mereka berharap memiliki cara pandang yang berbeda dan semangat belajar yang lebih tinggi. Pasalnya, semangat kompetitif ini sangat mereka butuhkan untuk bersaing di bursa kerja era pasar bebas.

Dandi Alvayed, alumni Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina Angkatan 2017, asal Kabupaten Muara Enim, adalah satu dari sekian banyak alumni Universitas Pertamina yang berhasil meraih mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Dandi berkesempatan melanjutkan pendidikan magister di kampus kenamaan King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi, dengan skema beasiswa penuh.

Berbeda dengan rekan-rekannya yang memperoleh beasiswa mancanegara melalui skema seleksi, Dandi mendapatkan beasiswa di kampus nomor satu di Arab Saudi tersebut dengan bantuan publikasi penelitian. Yuk simak tips dari Dandi untuk bisa meraih beasiswa mancanegara berikut ini.

  1. Fokuskan Keahlian Pada Satu Bidang yang Diminati.
Baca Juga :  Pengamat: Penabrak Lari, Hindari Amuk Massa

Selama menempuh pendidikan di Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, selain pembelajaran di kelas, Dandi juga berkesempatan untuk mendapat kuliah pakar dari para ekspertis di bidang industri. “Seringnya kami melakukan kunjungan industri serta kuliah lapangan, juga sangat membantu saya untuk memahami isu-isu riil yang sedang berkembang di industri energi saat ini. Apa tantangan dan peluangnya. Sampai kemudian saya merasa tertarik dengan isu Inorganic Scale (endapan anorganik) yang kemudian saya pilih sebagai bidang keahlian saya,” kata Dandi.

Dengan bantuan kampus, Dandi juga pernah melakukan magang industri di PT Pertamina Hulu Energi Tuban sebagai Junior Drilling and Production Engineer. “Pengalaman magang ini memberikan begitu banyak insight kepada saya. Terutama terkait dengan tantangan pengeboran migas untuk mencapai kemandirian energi nasional,” ujar Dandi

  1. Rajin Menulis dan Mempublikasikan Tulisan Ilmiah

Ketertarikannya pada isu Inorganic Scale, membuat Dandi tergerak untuk mempresentasikan tulisan ilmiahnya di ajang International Symposium of Indonesian Chemical Engineering. “Salah satu penyebab rendahnya tingkat produksi sumur minyak di Indonesia, disinyalir karena adanya akumulasi endapan anorganik dekat lubang sumur. Endapan anorganik ini kemudian menghambat aliran minyak di sekitar lubang sumur. Saya sangat tertarik untuk memberikan alternatif solusi bagi permasalahan tersebut,” tutur Dandi.

Baca Juga :  FED Pangkas Suku Bunga, Saham Aussie Jatuh Lebih Dari Enam Persen

Keberaniannya untuk mempublikasikan riset di level internasional, diakui Dandi, muncul saat ia mulai menjuarai berbagai ajang riset di level universitas. “Di Universitas Pertamina, ada banyak kompetisi riset diselenggarakan yang terbuka untuk umum. Beberapa kompetisi seperti Petroleum Integrated Competition (Completion) yang digagas oleh Program Studi Teknik Perminyakan misalnya, mengundang peserta dari kampus dalam dan luar negeri. Sehingga, persaingannya terasa seperti kompetisi yang dilaksanakan oleh organisasi profesional,” pungkas Dandi.

  1. Temukan Universitas Mancanegara yang Punya Kesamaan Dengan Bidang Keahlianmu

Cita-citanya membantu Indonesia mengamankan cadangan energi untuk memenuhi kebutuhan industri di tahun 2045 mendatang, membuat Dandi memilih melanjutkan pendidikan magister di kampus yang fokus pada energi. “Ada beberapa kampus yang sudah saya minati, tetapi pilihan saya jatuh pada King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi.  Selain merupakan kampus terbaik nomor satu di negara tersebut, King Fahd juga menduduki rangking ke-163 pada QS Global World Rankings,” lanjut Dandi.

  1. Minta Rekomendasi Pada Dosen Pembimbing
Baca Juga :  1.004 Kasus Covid-19 Lokal Baru Singapura

Hal yang juga tak kalah penting menurut Dandi, adalah berdiskusi dengan dosen dan meminta pendapat mereka. Kedekatan Dandi dengan dua dosen Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, yakni Dr. Astra Agus Pramana dan Dr. Ardian Nengkoda, membantu Dandi dalam menentukan bidang keahlian, memilih universitas, sampai mendapatkan rekomendasi. Dibantu kedua dosen pembimbing tersebut, Dandi juga sudah mulai menyusun arah penelitian untuk tesisnya nanti.

  1. Perkuat Fondasi Akademik dengan Terus Berprestasi

Selain mengikuti berbagai kejuaraan riset, selama berkuliah di Universitas Pertamina, alumni yang lulus dengan predikat cumlaude tersebut, juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, Korps Protokoler Mahasiswa (KPM), dan Society of Petroleum Engineers (SPE). Dandi juga merupakan mahasiswa yang gemar mengikuti berbagai kegiatan voluntarisme, dan mendirikan berbagai komunitas sosial dan pendidikan. Catatan prestasi akademiknya yang gemilang, juga membuat Dandi menerima berbagai beasiswa selama menempuh pendidikan di Universitas Pertamina.

Rel/TimEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top