Jakarta | EGINDO.com – Ketua Satgas Waspada Investigasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L. Tobing menyampaikan praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp117,4 triliun dalam 10 tahun terakhir.
Menurutnya, angka ini lebih besar dari APBD DKI Jakarta pada 2021 (Rp84,19 triliun) dan hampir 12 kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 (Rp10,43 triliun).
“Tentu angka yang fantastis ini sudah selaiknya menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dalam ekosistem jasa keuangan,” ucap Tongam, Kamis (2/12/2021).
Tongam menegaskan perlu adanya langkah-langkah nyata agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban berikutnya.
“Investasi bodong bisa dideteksi apabila kita menemukan ciri-ciri imbal hasil investasi diluar batas kewajaran, tidak dijelaskan di mana perusahaan berasa, investasi menyerupai skema ponzi atau money game,” urainya.
CEO Bibit.id Sigit Kouwagam menuturkan musuh terbesar yang dihadapi oleh pelaku industri bukanlah kompetitornya.
“Musuh terbesar kami investasi bodong yang jelas-jelas menggunakan cara-cara yang salah dan merugikan masyarakat,” kata Sigit.
Dalam kaitannya dengan upaya-upaya menjauhkan masyarakat dari investasi bodong, Bibit terus menggencarkan berbagai inisiatif edukasi dan literasi.
“Selama tahun 2021, Bibit menyelenggarakan lebih dari 80 sesi edukasi kepada masyarakat,” ucap Sigit.
Semua inisiatif yang Bibit lakukan untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang aman, inklusif, dan bertanggung jawab sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat mulai membangun masa depan keuangan yang lebih baik dengan cara-cara investasi yang benar.
Sumber: Tribunnews/Sn