Jakarta | EGINDO.co – DKI Jakarta turun level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), harus super hati-hati dan waspada. Indonesia sudah membuka wisatawan boleh masuk ke Indonesia dan terus orang Indonesia boleh ke Amerika. Kini memang ke Amerika tiket murah dan segala macam fasilitas yang menjanjikan. Kemudian orang asing sudah banyak mau datang ke Bali, semuanya itu mendatangkan resiko.
Hal ini dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM, seorang pengamat sosial ekonomi kepada EGINDO.co Selasa (19/10/2021) di Jakarta menanggapi DKI Jakarta kini turun level dari status PPKM level 3 menjadi Level 2.
Menurut Rusli Tan, penurunan level PPKM di Jakarta yang tertulis dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali sangat berbahaya maka harus diwaspadai.
Sangat berbahaya karena Rusli menilai negara Singapura, Malaysia kini masih ribuan orang yang terpapar Coronavirus (Covid-19) sementara Indonesia sudah membuka pintu untuk wisatawan yang jelas nantinya paling banyak atau gampang datang ke Indonesia itu adalah wisatawan dari Singapura dan Malaysia. “Harus belajar dengan China yang membuka pintu akhirnya kedatangan banyak orang dan faktanya terpapar varian baru yakni MU karena dibawa yang datang dari luar negeri,” katanya memberikan perbandingan.
Ditambahkan Rusli, bukan saja Singapura dan Malaysia yang jumlah terpapar Covid-19 masih banyak akan tetapi juga Amerika, Inggeris, Dermark dan lainnya masih besar angka terpapar Covid-19 jadi jika masuk ke Indonesia membuka peluang besar terpapar Covid-19.
Rusli juga menilai, pengamanan orang masuk ke Indonesia masih lemah, terutama di Bandara masih sangat lemah, karena petugas belum tegas seperti ada aturan diisolasi lima hari akan tetapi di lapangan tidak begitu.
Diturunkannya level PPKM di Jakarta dan Indonesia serta seiring dengan dibukanya pintu masuk ke Indonesia sangat beresiko Covid-19 bakal meledak lagi di Indonesia. “Harus diwaspadai Covid-19 gelombang ketiga bisa lebih dahsat dan jika terjadi kerugian besar bagi Indonesia,” kata Rusli Tan memprediksi yang bakal terjadi dengan dilonggarkannya PPKM dan dibuka pintu selebar-lebarnya bagi pendatang.
Pada satu sisi memang bagus, Rusli Tan mengakui masalah ekonomi penting akan tetapi keselamatan jiwa dan harta lebih penting lagi. Memang terlihat bagus dimana mulai bergairahnya hotel-hotel di Bali dan kini sudah penuh dipesan, kegiatan lain mulai muncul tetapi dibalik itu sangat beresiko dan sangat tidak baik karena biaya berobat bukan murah. “Pemerintah harus arif dan bijaksana, jangan melihat satu sisi saja akan tetapi harus total sehingga tidak ada yang dirugikan,” katanya.
Tentang pemerintah harus arif dan bijaksana menurut Rusli Tan, antisipasi yang baik, persiapan untuk pengobatan bila terjadi ledakan Covid-19 bisa ditangani dengan mempersiapkan rumah sakit standby, paramedis harus sudah teruji untuk mengatasinya. “Dokter, perawat dan rumah sakit harus siap, jika tidak maka sangat berbahaya serangan Covid-19 gelombang ketiga,” katanya mengingatkan.
Tidak ada pilihan lain, kata Rusli Tan jika pemerintah menurunkan level PPKM di Jakarta dan daerah daerah di Indonesia harus super hati-hati, harus waspada karena jika tidak maka akan terjadi gelombang ketiga Covid-19 bisa terjadi dan akan lebih parah dari yang sesudahnya. “Tentu ini tidak kita inginkan, semua warga, rakyat Indonesia tidak menginginkan adanya Covid-19 yang lebih parah lagi,” kata Rusli Tan menandaskan.@
Bs/TimEGINDO.co