Jakarta | EGINDO.co – Diperkirakan harga Crude Palm Oil (CPO) tetap tinggi hingga akhir 2022. Harga minyak sawit mentah atau CPO) diperkirakan akan mencapai kisaran 3.500 ringgit – 3.800 ringgit per ton pada 2022.
Perkiraan ini menurut Direktur Riset UOB Kay Hian Securities Asean Leow Huey Chuen, seperti dilansit The Star yang dikutip EGINDO.co bahwa kenaikan harga CPO bakal terus berlanjut setidaknya hingga kuartal I/2022. Namun, masih ada tantangan pada industri CPO, termasuk kemungkinan kenaikan biaya-biaya dari potensi kenaikan pajak pekerja asing dan upah minimum serta kenaikan harga pupuk dan biaya kepatuhan.
Untuk itu perkiraan setahun penuh 2022 harganya akan berkisar di 3.500 ringgit per ton dan 3,800 per ton.
Terkait produksi CPO di Malaysia, Leow menegaskan bahwa ada kemungkinan produksi di Sarawak bisa melampaui produksi di Sabah dan menggantikan posisinya sebagai wilayah produsen CPO terbesar di Malaysia. Di Sarawak, area yang ditanami sawit sudah melampaui Sabah pada 2017, dan produksi di Sarawak masih bertumbuh karena tanamannya masih muda.
Sementara itu produksi di Sabah sudah menapai puncaknya pada 2014 dengan jumlah sampai 6 juta ton. Disebutkan Leow tahun 2020, Malaysia Timur sendiri sudah menyumbang 53 persen lahan sawit di seluruh Malaysia dan menyumbang 45 persen dari total pasokan CPO di Malaysia.
Berdasarkan keterangan Malaysian Palm Oil Council (MPOC) impor CPO ke China juga diperkirakan naik pada 2022 karena adanya kemungkinan perlambatan pertumbuhan produksi minyak kedelai.
Ditambahkannya, melihat kebijakan terkini dari Pemerintah China, ada kemungkinan besar perlambatan pada produksi minyak kedelai. Dari tahun 2021 dan seterusya, pertumbuhan pasokan minyak kedelai di China kemungkinan tidak akan bisa memenuhi permintaan yang ada, sehingga membuka jalan lebih besar untuk impor minyak sawit.@
Bs/ts/TimEGINDO.co