Taipei | EGINDO.co – Pemerintah Taiwan pada Rabu mengusulkan pengetatan undang-undang untuk mencegah China mencuri teknologi utama, yang mencerminkan kekhawatiran di Taipei bahwa Beijing meningkatkan upaya spionase terhadap pulau itu.
Taiwan adalah rumah bagi industri semikonduktor yang berkembang pesat dan terkemuka di dunia, yang digunakan dalam segala hal mulai dari jet tempur hingga mobil, dan pemerintah telah lama khawatir tentang upaya China untuk meniru kesuksesan itu, termasuk melalui spionase industri, perburuan bakat, dan metode lainnya.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan sedang mengusulkan revisi undang-undang yang ada yang mengatur hubungan China yang akan mengharuskan orang mendapatkan uang pemerintah untuk teknologi tertentu untuk meminta izin sebelum pergi ke China.
Akan ada denda hingga TUS$10 juta (US$360.555) bagi mereka yang melanggar hukum.
Dewan tidak merinci apa yang merupakan “teknologi inti nasional” atau bagaimana pemerintah mendefinisikan “subsidi tertentu” yang diberikan oleh mereka, dengan mengatakan akan mencari bantuan dari kementerian teknologi dan lebih lanjut mengubah peraturan.
Seorang pejabat senior pemerintah Taiwan yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa revisi itu dimaksudkan untuk melindungi teknologi manufaktur pulau itu untuk chip canggih, yang menurut pakar industri adalah generasi di depan China.
Parlemen Taiwan perlu meloloskan revisi tersebut.
Empat anggota parlemen dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa mengusulkan pada bulan April untuk memperbaiki undang-undang rahasia komersial untuk memperluas cakupan apa yang dianggap rahasia dan memperketat hukuman.
Taiwan menyalahkan China atas sebagian besar kasus spionase industri oleh pasukan asing yang ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.
Taiwan sangat prihatin dengan upaya China untuk meningkatkan industri semikonduktornya dengan “memburu” bakat Taiwan.
Sumber : CNA/SL