Siswa Kamboja Buat Drone Berawak Untuk Bantu Masyarakat

Drone Berawak
Drone Berawak

Phnom Penh | EGINDO.co – Terinspirasi pada awalnya oleh keinginan untuk mengatasi lalu lintas kota mereka yang terkenal buruk, sekelompok mahasiswa Kamboja telah merancang sebuah prototipe drone yang mereka harap pada akhirnya dapat digunakan untuk mengangkut orang-orang di sekitar Phnom Penh dan bahkan membantu memerangi kebakaran.

Dengan delapan baling-baling dan menggunakan kursi sekolah untuk kursi pilot, pesawat tak berawak itu dikembangkan oleh siswa di Institut Politeknik Nasional Kamboja (NPIC) di pinggiran ibu kota.

“Drone, ketika kami melihatnya terbang tanpa pilot, ada banyak guncangan tetapi ketika saya duduk di atasnya dan terbang … itu menjadi lebih stabil dan saya merasa sangat bersemangat,” kata Lonh Vannsith, 21, pilot dari pesawat tak berawak.

Baca Juga :  Raja Kamboja Mengangkat Putra Hun Sen Sebagai PM Baru

“Kami ingin memecahkan beberapa masalah bagi masyarakat kami dengan membuat drone taksi dan … menciptakan drone untuk petugas pemadam kebakaran,” katanya, mencatat bagaimana, misalnya, mereka berharap bisa mencapai lantai atas sebuah bangunan untuk membawa selang di mana mobil pemadam kebakaran tidak bisa mencapai.

Prototipe dapat membawa pilot dengan berat hingga 60kg dan terbang selama sekitar 10 menit untuk jarak 1 km. Dibutuhkan tiga tahun penelitian dan pengembangan dan biaya sekitar US$20.000 untuk membangunnya.

Sedangkan tim berharap nantinya bisa terbang jauh lebih tinggi, saat diawaki drone saat ini hanya naik setinggi 4m.

Proyek ini mengalami penundaan karena penguncian selama pandemi COVID-19 dan juga karena komponen seperti baling-baling dan rangka harus dipesan di luar negeri, kata Sarin Sereyvatha, kepala teknologi penelitian dan pengembangan NPIC.

Baca Juga :  Kamboja Batalkan Proyek PLTU untuk Bangun PLTG dan Impor LNG

Tim berencana untuk meningkatkan desain agar dapat membawa lebih banyak bobot, serta terbang lebih jauh dan lebih stabil di tingkat yang lebih tinggi.

“Prinsipnya kalau kita buat satu drone biayanya mahal tapi kalau kita buat untuk dijual di pasaran, biayanya akan turun,” kata Sarin Sereyvatha.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top