Oleh: Dr. Ir. H.M. Edwin Syahputra Lubis, M.AgrSc
Komparasi lima minyak nabati meliputi minyak sawit, minyak rapeseed, minyak soya, minyak sunflower, minyak kelapa. Mana yang menjadi pilihan masa depan berdasarkan nilai ekonomi dan berkelanjutan.
Minyak merupakan turunan karboksilat dari ester gliserol atau disebut gliserida yang sebagian besar gliserida berupa trigliserida atau triasilgliserol. Gugus -OH dari gliserol diesterkan oleh asam lemak menghasilkan hidrolisis lemak maka minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.
Dalam kehidupan sehari-hari minyak merupakan zat makanan untuk menjaga kesehatan manusia karena minyak merupakan sumber energy selain karbohidrat dan protein. Minyak lebih banyak energynya dimana 1 gram minyak menghasilkan 9 kkal sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kkal.
Minyak nabati mengandung asam lemak essensial yakni asam linoleat, lenolenat dan arakidonat. Minyak juga berfungsi sebagai sumber pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K. Untuk itu minyak menjadi penting, misalnya minyak goreng menjadi kebutuhan dasar manusia karena berfungsi sebagai penghantar panas dan cita rasa makanan.
Minyak goreng bahan pangan sangat dibutuhkan masyarakat sehingga harganya mahal, akhirnya masyarakat acapkali memakai minyak goreng berulangkali. Menggunakan berulangkali tidak baik karena dapat membentuk peroksida, keton dan aldehid. Minyak goreng dapat diproduksi dari berbagai bahan mentah, misalnya kelapa, kelapa sawit, kopra, kedelai, biji jagung, biji bunga matahari, zaitun dan lainnya.
Minyak bersumber dari biji-bijian palawija yakni minyak jagung, biji kapas, kacang, wijen, kedelai dan bunga matahari. Kemudian minyak bersumber dari kulit buah tanaman tahunan seperti minyak zaitun dan kelapa sawit. Lalu minyak bersumber dari biji-bijian tanaman tahunan yakni kelapa dan cokelat.
Minyak goreng yang ada di pasaran bersumber dari nabati yakni dari bunga matahari, kacang kedelai, kacang tanah, kelapa dan kelapa sawit. Minyak nabati meliputi minyak sawit, minyak rapeseed, minyak soya, minyak sunflower, minyak kelapa. Meskipun berbeda bahan dasar akan tetapi semua minyak goreng memiliki fungsi sebagai pengantar panas untuk memasak makanan.
Minyak Rapeseed
Rapeseed sebutan dalam Bahasa Inggeris untuk kelompok tumbuhan marga Brassica. Dalam perlakuannya diambil minyak dari bijinya. Dikatakan rapa merupakan kelompok Oleifera atau disebut oilseed rape atau Swede rape.
Rapeseed dari tumbuhan penghasil minyak yakni spesies Brassica Rapa. Minyak Rapa dihasilkan dari pemerasan biji tumbuhan bersifat mekanik atau ekstraksi secara pelarutan dengan reaksi enzimatik dan dengan CO2 bertekanan tinggi. Perlakuan pemerasan biji adalah cara paling sederhana, cepat dan murah. Caranya, biji dimasukkan dalam wadah, lalu ditekan dengan suatu alat pengepres dan menghasilkan minyak.
Minyak Soya
Minyak Soya kini sedang populer adalah minyak kedelai yang merupakan minyak nabati diekstrak dari biji kedelai. Minyak Soya kini menjadi minyak goreng berbahan nabati yang dikleim lebih sehat, bebas kolesterol. Memang semua minyak nabati bebas kolesterol dan minyak berbahan hewani yang mengandung kolesterol. Minyak kedelai memiliki titik asap tinggi sekitar 230 derajat Celcius dan tanda minyak Soya rusak jika sudah mulai berasap. mengutip berbagai sumber menyebutkan titik asap 220-230 derajat Celcius.
Minyak Soya atau minyak kedelai memiliki kemampuan mencapai titik berasap hingga suhu suhu 230 derajat Celcius sehingga sewaktu menggoreng dapat menahan suhu tinggi tanpa rusak.
Tanaman kedelai di Indonesia banyak di Jawa, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Bali dengan berbagai varietas kedelai akan tetapi varietas yang banyak ditanam adalah Daphros dan Orba dan kedelai dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 meter dari permukaan laut dengan pH tanah 6,0-6,8.
Minyak Sunflower
Minyak Sunflower atau minyak biji bunga matahari adalah minyak non volatil yang dihasilkan dari biji bunga matahari dikompres. Minyak bunga matahari (Helianthus annuus) minyak yang diekstrak dari bunga matahari dan memiliki kandungan asam lemak yang besar.
Minyak Sunflower dibuat dengan memeras biji bunga matahari atau disebut Helianthus annuus yang padat nutrisi. Minyak biji bunga matahari biasanya digunakan dalam masakan sebagai minyak goreng dan bahan baku kosmetik.
Minyak Sunflower Oil terdiri dari 100 persen lemak dan mengandung vitamin E akan tetapi tidak mengandung protein, karbohidrat. Sunflower Oil merupakan minyak menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan akan tetapi menggunakan terlalu banyak minyak bunga matahari membahayakan kesehatan.
Minyak Kelapa
Minyak Kelapa adalah minyak dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kernel-nya kemudian diproses dengan pemanasan atau tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia dan RDB. Minyak kelapa dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan modifikasi proses sehingga dihasilkan produk kadar air dan kadar asam lemak bebas rendah.
Minyak kelapa berwarna bening, berbau harum dan dapat disimpan lebih setahun. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur. Proses pengolahannya sederhana karena tidak menggunakan bahan bakar, akan tetapi dari segi ekonomi, minyak kelapa harga jualnya mahal dibanding minyak lainnya.
Prospek Ekonomi dan Keberlangsungan
Dari lima jenis minyak goreng atau komparasi dari lima minyak nabati meliputi minyak sawit, minyak rapeseed, minyak soya, minyak sunflower, minyak kelapa. Mana yang menjadi pilihan masa depan berdasarkan nilai ekonomi dan berkelanjutan.
Minyak nabati yang kini banyak digunakan masyarakat Indonesia dan Malaysia adalah minyak nabati dari bahan minyak Kelapa Sawit. Masyarakat Eropa menggunakan minyak nabati Rapa atau Rapeseed Oil. Kemudian masyarakat Ukraina menggunakan minyak nabati dari minyak Bunga Matahari dan masyarakat India menggunakan minyak nabati dari minyak Kacang Tanah.
Masyarakat Indonesia dan Malaysia minyak nabati dari bahan minyak Kelapa Sawit. Alasannya karena minyak sawit merupakan salah satu jenis minyak yang sering digunakan dalam proses pengolahan pangan.
Disebabkan minyak nabati merupakan bagian penting dalam diet manusia maka dalam satu dekade terakhir konsumsi minyak nabati dari minyak sawit paling banyak digunakan pada industri karena nutrisi, karena rasa dan aroma produknya. Akhirnya jenis minyak nabati dari sawit yang banyak digunakan dalam proses pengolahan makanan.
Minyak nabati dari sawit banyak digunakan karena harganya murah, kemudian tersedia dalam jumlah banyak dan stabilitas terhadap oksidasi yang tinggi. Berdasarkan data dari Oil World (2013) menunjukkan konsumsi minyak sawit tahun 2012 adalah 52.1 juta ton.
Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling berkelanjutan karena mata rantai pasokan dapat tersertifikasi. Kemudian kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati dengan produksi tertinggi per hektar sebesar 3.8 ton dibandingkan dengan 0.8 ton untuk biji rapa (Rapeseed) dan 0.7 ton untuk bunga matahari.
Kelapa sawit juga memiliki siklus hidup yang terbaik. Penilaian siklus hidup (LCA) merupakan metoda yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan terkait berbagai tahapan dari sebuah produk, mulai dari pengumpulan bahan baku, tahap pengolahan, distribusi dan berakhir di produk akhir.
Adanya isu, kampanye memboikot minyak nabati dari minyak kelapa sawit dengan alasan untuk menyelamatkan lingkungan tidak bisa dibuktikan dan terbantahkan. Fakta dan realita memperlihatkan bahwa keberadaan minyak sawit tetap eksis karena memang memiliki keunggulan dari semua aspek seperti dari segi aspek populasi, keberlangsungan, kesehatan dan nilai ekonomi minyak nabati dari kelapa sawit. Semoga!
***
Penulis Direktur dan peneliti pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, pemerhati masalah sosial ekonomi pertanian.