Jakarta | EGINDO.com           – Menteri BUMN Erick Thohir menunjukkan restrukturisasi yang dilakukan Kementerian BUMN terhadap PT Pertamina (Persero) telah membuahkan hasil yang signifikan, di antaranya penemuan sumber migas baru.
Menurut Erick, transformasi yang dilakukan itu telah mendorong efisiensi BUMN untuk menjadi lebih baik dan efisien.
“Transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN terus terjadi, hasilnya sudah terlihat. Kalau kita lihat kemarin, bagaimana Pertamina setelah kita lakukan konsolidasi, kita bisa lihat subholdingnya sudah menghasilkan dengan baik,” katanya dalam Launching Produk Bersama Warung Pangan yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis.
Erick menuturkan pascakonsolidasi Pertamina, perusahaan migas itu berhasil menemukan sumber migas baru hingga 204 juta barel. Demikian pula capaian kinerja dari sejumlah subholding.
“Misal selama ini kita kekurangan sumber penemuan gas dan minyak. Setelah dikonsolidasi, kita dapat temuan baru 204 juta barel. Dan yang terpenting, hulu sekarang untung 1 miliar dolar AS, di atas target jauh,” katanya.
Tidak hanya itu, kinerja Subholding Refinery and Petrochemical pun mencatatkan laba sebesar 322 juta dolar AS pada semester I-2021.
“Petrochemical yang tadinya menjadi beban, sekarang bisa untung 322 juta dolar AS,” imbuhnya.
Erick mengungkapkan, keberhasilan itu bisa dicapai melalui transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN.
Ia juga mencontohkan efisiensi yang terjadi di PTPN Group yang awalnya ditentang tapi kini justru mencatatkan pendapatan hingga Rp23 triliun dengan pertumbuhan hingga 19 persen.
“Ini juga terjadi di banyak holding-holding yang kita lakukan. Kita tidak mengenal super holding, tapi kita holding klasterisasi yang menjadi supply chain (rantai pasok) harus terjadi,” katanya.
Erick pun berharap agar transformasi yang sukses di Pertamina bisa terjadi sektor pangan. Dengan demikian, kemandirian pangan bisa terwujud.
“Transformasi yang ada di pangan harus jadi keharusan. Kita harus bisa menyeimbangkan berapa produksi dalam negeri, berapa impor. Sejak awal saya bersama Mendag mendorong agar ada ekuilibrum ekosistem baru. Saya yakin Pak Mendag background-nya bukan yang senang impor. Tetapi data harus disamakan,” ujarnya.
Sumber: Antaranews/Sn