Oleh: Robi Fanreza M.Pd
Seharusnya kehidupan ini terasa indah namun, dengan bergulirnya berita wabah, pandemic Coronavirus (Covid-19) kita merasakan hidup ini penuh dengan kesulitan, ketakutan dan kecemasan. sebaliknya sehingga tiada lagi keindahan dari Tuhan, dan bumi pun terasa menghimpit. Rahasianya ternyata terletak pada ketidak mampuan berpikir tenang dalam menyikapi kejadian dan masalah yang menerpa. ”Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim pada diri mereka sendiri”. (Q.S. Yunus [11] ; 44).
Menjadi hal yang penting bagi kita untuk selalu menjaga hati agar bersih saat memandang orang lain dan diri sendiri. Berhentilah mengeluh dengan keadan, saat wabah/ujian ini dihadapan kita. Mulailah menyibukkan diri dengan berbuat kebaikan kepada orang lain dengan bersedekah. Belajarlah mengakui dengan jujur segala kelebihan yang dimiliki saudara disekitar kita. Agar ia nyaman berinteraksi dengan kita, karena komunikasi yang dibangun dilandasi karena keterbukaan.
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam menghadapi lingkungan yang semakin menantang termasuk menghadapi covid-19 virus corona. Percaya diri adalah suatu keyakinan yang harus kita miliki agar merasa tenang. Kemampuan itu menghindari kita darikecemasan menghadapi wabah virus corona. Jangan biarkan pikiran negatif dan kecemasan berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran tersebut akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Hingga akhirnya penyakit berpotensi ada, tiba-tiba menyerang kita. Semakin besar kecemasan kita, maka penyakit yang lain semakin menyebar, dan sulit dikendalikan.
Secara psikis kita tetap merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan bertanggung jawab. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan. Untuk itu memerangi negatif thinking, curiga dengan orang tertular maka hindarilah. Maka selalulah berpikir yang optimis dan gunakan self affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Cara ini hampir sama dengan kerja media dan para pemilik media, ia yakin sekali beritanya diterima publik dengan menghubungkan perkembangan informasi wabah corona.
Begitu juga sebalinya sibukkan diri dengan mencari aktifitas yang kita punyai sehingga waktu yang tersedia pun bermanfaat dengan sebaik-baiknya. Al-Qur’an sebagai rujukan pertama juga menegaskan tentang percaya diri dengan jelas dalam beberapa ayat-ayat yang mengindikasikan percaya diri seperti: Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139).
Al-Qur’an, sebagai kalamullah atau mukjizatul Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Ajaran Islam, merupakan rahmat bagi seluruh alam semesta, rahmatan lilalamin. Pada hakikatnya, al-Qur’an telah berbicara tentang seluruh persoalan manusia yang berupa prinsip-prinsip dasar. Al-Qur’an berbicara kepada akal dan perasaaan manusia. Mengajar tentang aqidah tauhid, membersihkan jiwa dengan berbagai praktek ibadah. Memberi petunjuk untuk kebaikan dan kepentingannya, baik dalam kehidupan individu maupun sosial.
Menunjukkan kepada jalan terbaik, guna mewujudkan kesehatan bersama, mengembangkan kepribadian terbuka dan meningkatkan imunitas/kekebalan diri dari penyakit. Sehingga mampu mewujudkan kebahagiaan bagi dirinya, di dunia dan akhirat. Alquran telah menunjukkan yang Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fusshilat: 30).
Ayat-ayat di atas dapat dikategorikan dengan ayat yang berbicara tentang persoalan percaya diri karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap. Dari ayat di atas nampak bahwa orang yang percaya diri dalam al-Qur’an di sebut sebagai orang yang tidak takut dan sedih serta mengalami kegelisahan adalah orang orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah.
Banyaknya ayat-ayat lain yang menggambarkan tentang keistimewaan kedudukan manusia di muka bumi dan juga bahkan tentang keistimewaan umat Islam, yang menurut penulis merupakan ayat-ayat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi wabah corona ini dengan menjaga diri dan tawakkal kepada sang khalik.
Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Hadapilah dunia ini berdasakan pemahaman diri yang objektif atau membaca diri sendiri. Kemampuan memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, kita tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah, ataupun mengatasi resikonya.
Gerak tubuh adalah hasil dari tindakan pikiran. Gerak sempoyongan menandakan rasa percaya diri mendekati titik nol. Berjalan lebih cepat dari orang kebanyakan, seakan-akan mengatakan kepada dunia, “Saya harus pergi ke suatu tempat yang penting, dan ada hal penting yang harus saya kerjakan”. Hal itu membangun rasa kepercayaan diri. Tegakkan bahu anda, angkat kepala, bergerak maju sedikit lebih cepat dan rasakan kepercayaan diri kita.
Begitu juga dengan senyuman merupakan komunikasi non verbal yang menunjukkan kita sebagai orang survive. Orang yang sering tersenyum melihat masalah, maka kita lihat wajahnya terlihat begitu cerah, Senyuman adalah obat yang ampuh sekali untuk kekurangan rasa kepercayaan diri. Cobalah tersenyum justru ketika anda merasa takut, niscaya rasa percaya diri akan bertambah dan dengan sendirinya akan mengurangi rasa ketakutan. Karena sesungguhnya rasa takut dan segan adalah buah dari rasa kurang percaya diri.
Resep di atas sebuah narasi dari keyakinan kita menghadapi problematika wabah corona saat ini. Keyakinan ini akan bentuk dari kepercayaan diri kita bahwa wabah ini akan berlalu. Yakinlah Tuhan memberikan ujian agar kita melewatinya seperti anak tangga hingga sampai puncaknya kita bisa tersenyum bersama. Saat kita punya kepercayaan diri bagus adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
Perhitungan dengan modal keyakinan, akurasi yang tepat dan ambil sikap. Ini momentum yang tepat kita mampu melewati anak tangga ujian dari wabah kehidupan. Semangat, yakinkan orang disekeliling kita bahwa semua ini cara Tuhan dekat dengan kita. Semoga kita mampu dengan kepercayaan diri tinggi, jaga imunitas dan terkahir tetap tersenyum dengan keadaan tenang rileks.
***
Penulis Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pemudah Muhammadiyah Sumatera Utara.