Gaya Hidup, Stres Dan Sumber Penyakit

stres
Stres

Oleh: Dra. Yusna Hilma Sinaga

Tidak bisa dipungkiri satu penyebab penyakit berjangkit dalam tubuh manusia disebabkan pola hidup, gaya hidup yang membuat manusia itu tidak tenang dalam hidupnya. Resah dan gelisah selalu menyertai hari harinya yang berujung kepada stres.

Gaya hidup beragam bentuk, beraneka kebiasaan. Mulai dari kebiasaan makan (pola makan), kebiasaan beraktivitas dan beristirahat (pola aktivitas). Gaya hidup yang tidak mampu membuat suasana hati tenang dan nyaman membuat stres berkepanjangan. Stres berpotensi untuk semua usia. Hal itu terbukti para generasi milenial (usia produktif) banyak terkena stres dan penyakit hipertensi.

Suasana hidup yang gelisah, resah atau tidak tenang memicu hipertensi. Penulis mengutip pendapat Presiden Perhimpunan Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH yang mengatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekuatan aliran darah yang berasal dari jantung sehingga mendorong dinding pembuluh darah atau arteri.

Hipertensi atau orang awam menyebutnya penyakit tekanan darah tinggi berdasarkan data menjadi salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Permasalahnnya karena kondisi hipertensi memiliki dampak komplikasi yang besar yakni memicu penyakit lain seperti stroke, gagal ginjal, gagal hati, serangan jantung, kebutaan dan lainnya.

Hipertensi menjadi akar masalah dari timbulnya berbagai penyakit lainnya. Hal itu disebabkan hipertensi mempengaruhi pembuluh darah yang berhubungan dengan ginjal, hati dan jantung. Hipertensi sendiri berakar dari stres dan stres karena gaya hidup yang tidak tenang, tidak nyaman. Orang awam mengatakan banyak pikiran mendatangkan berbagai penyakit.

Baca Juga :  Laba Kuartalan TSMC Melonjak 36%, Melebihi Ekspektasi

Kini ada “Gerakan Peduli Hipertensi” karena hipertensi sangat berbahaya dan harus dicegah. Hipertensi sangat berbahaya akan tetapi bisa dicegah. Namun, bila sudah kena sulit diobati. Sayangnya banyak orang menderita hipertensi tetapi tidak menyadarinya. Hal itu karena tidak menyadari gaya hidup yang dilakukannya, tidak menyadari mengapa dirinya tidak tenang, selalu resah dan gelisah.

Menurut penelitian Asia BP@Home Study 2017, hipertensi menyebabkan kematian dini sekitar 1,4 miliar orang di dunia. Data itu didukung dengan angka kematian pasien akibat penyakit kardiovaskular (CVD) atau penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah dan jantung. Angka kematian disebabkan hipertensi akan terus bertambah, diprediksikan pada tahun 2025 mendatang, hipertensi akan diderita oleh 1,56 milyar penduduk dunia.

Hal itu apa bila hipertensi tidak ditanggulangi dengan baik dan benar. Besarnya angka kematian disebabkan hipertensi karena hipertensi dapat terjadi pada siapa saja, termasuk generasi milenial (usia 18 hingga 39 tahun keatas). Menurut data saat ini generasi milenial menempati 68,7 persen dari populasi orang yang terkena penyakit hipertensi. Menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 34,1 persen masyarakat Indonesia dewasa umur 18 tahun ke atas terkena hipertensi. Angka ini mengalami peningkatkan sebesar 7,6 persen dibanding dengan hasil Riskesdas 2013 yaitu 26,5 persen.

Prevalensi hipertensi naik dari 25,8 persen pada tahun 2013 menjadi 34,1 persen tahun 2018. Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi pada usia 18-39 tahun mencapai angka 7,3 persen dan prevalensi pre-hipertensi pada kelompok usia tersebut 23,4 persen.

Baca Juga :  Walikota Paris Desak Turis Menikmati Gaya Hidup, Bukan Hanya Landmark

Dari data-data tentang penderita hipertensi, terlihat generasi milenial paling besar maka perlu mewaspadai penyakit hipertensi dengan melakukan pencegahan dan pengontrolan terhadap hipertensi. Pencegahan hipertensi melakukan pola hidup sehat membuat hidup tenang, hidup merasa aman dan nyaman sehingga mengurangi risiko terkena hipertensi.

Hidup merasa tenang dan nyaman akan mengurangi tingkat stres. Kunci hidup merasa tenang dan nyaman dengan menghindari pola hidup instan. Pola hidup ingin cepat, tidak ingin menunggu semuanya harus serba cepat termasuk dalam pola makan. Banyak orang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan mengandung vetsin (monosodiun glutamat/ MSG).

Kondisi kerja yakni faktor psikososial seperti stres akibat pekerjaan, sikap tidak sabar, dan konflik dengan orang lain dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Begitu juga dengan mengkonsumsi berbagai obat-obatan dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah seperti obat penghilang rasa nyeri, seperti ibuprofen, obat hormon, pil kontrasepsi, obat penurun berat badan dan lainnya.

Untuk itu langkah yang tepat melakukan tindakan pencegahan primer yakni melakukan lebih banyak aktivitas fisik dan menjaga pola makan yang teratur dan sehat. Kemudian melakukan tindakan pencegahan sekunder yakni mencegah komplikasi pada penderita hipertensi dengan cara pengobatan rutin.

Biasakan memeriksa tekanan darah dengan rutin, minum obat-obatan secara teratur dan rutin berolahraga. Gaya hidup atau pola hidup yang sehat yakni hidup teratur. Mulai dari keteraturan waktu beraktivitas dan waktu beristirahat. Selanjutnya pola makan empat sehat, lima sempurna. Mengkonsumsi makanan sehat bergizi dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Baca Juga :  Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet Menyiksa?

Bila tindakan pencegahan primer telah dilakukan maka selanjutnya melakukan tindakan pencegahan sekunder yakni menghindari adanya komplikasi penyakit yang disebabkan hipertensi. Semua kebiasaan buruk harus dihindari atau tidak dilakukan sama sekali maka secara pisik hipertensi bisa dicegah.

Secara pisik sudah bisa dilakukan maka harus dibarengi dengan pola hidup tenang, apa adanya, bukan ada apanya. Pola hidup tenang, nyaman tentunya dimulai dari suara hati. Artinya hidup apa adanya, hidup menikmati apa yang diperoleh, hidup selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan apa yang diperoleh hari ini.

Tumbuhnya kebiasaan selalu bersyukur dengan apa yang diperoleh membuat hati tenang dan nyaman. Terhindar dari rasa bersalah, rasa ingin serba cepat, rasa curiga dan rasa cemburu berlebihan kepada orang lain karena melihat lebih sukses. Selalu bersyukur dengan apa yang diperoleh hari ini, hari kemarin kepada Tuhan Yang Maha Esa akan membuat hidup tenang dan nyaman. Selalu mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa maka hidup akan tenang dan nyaman karena hidup teratur, berjalan secara alami.

Hidup teratur, berjalan secara alami, bebas dari stres membuat hidup bahagia. Rasa bahagia dan berbagi rasa bahagia itu dengan sesama membuat hidup berarti buat banyak orang maka akan terhindar dari stres. Gaya hidup sederhana, bersahaja karena dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai penentu hidup manusia di dunia ini.

***

Penulis pemerhati masalah kesehatan, seorang tenaga pendidik di Medan dan ibu rumahtangga.

Bagikan :
Scroll to Top