Washington | EGINDO.co – Pejabat kesehatan AS, setelah bertemu dengan pembuat vaksin Pfizer, menegaskan kembali pada Senin (12 Juli) bahwa orang Amerika yang telah divaksinasi sepenuhnya tidak perlu mendapatkan suntikan booster, kata juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Pfizer mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya berencana untuk meminta regulator AS untuk mengesahkan dosis penguat vaksin COVID-19, berdasarkan bukti risiko infeksi yang lebih besar enam bulan setelah inokulasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Pejabat HHS mendapat pengarahan dari Pfizer pada hari Senin mengenai data awal terbaru mereka tentang vaksinasi dan akan terus membahas kapan dan apakah suntikan booster akan diperlukan di masa depan, kata juru bicara itu.
Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk menerbitkan “data yang lebih pasti” dalam jurnal peer-review.
“Baik Pfizer dan pemerintah AS memiliki rasa urgensi yang sama untuk tetap berada di depan virus penyebab COVID-19, dan kami juga setuju bahwa data ilmiah akan menentukan langkah selanjutnya dalam proses regulasi ketat yang selalu kami ikuti,” kata juru bicara Pfizer. Sharon Castillo.
Penyebaran varian Delta, pertama kali terdeteksi di India dan sekarang menjadi bentuk dominan dari infeksi virus corona baru di banyak negara, telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah vaksin yang tersedia menawarkan perlindungan yang cukup.
Beberapa ahli mengatakan suntikan booster akan diperlukan jika ada peningkatan substansial dalam rawat inap atau kematian di antara orang yang divaksinasi.
Untuk bagiannya, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Senin bahwa negara-negara kaya tidak boleh memesan suntikan booster untuk populasi yang divaksinasi sementara negara lain belum menerima vaksin COVID-19.
Sumber : CNA/SL