Jakarta | EGINDO.co – Vitamin harganya melambung dan bahkan berbagai vitamin menghilang di pasaran pada saat masyarakat membutuhkannya. Dimana pemerintah meminta masyarakat yang terkena Coronavirus (Covid-19) dengan kondisi tanpa gejala yang serius untuk melakukan isolasi mandiri dengan alasan rumah sakit penuh. Namun, kondisinya vitamin yang dibutuhkan masyarakat untuk penyembuhan Covid-19 itu menghilang di pasaran.
Hal ini dikatakan pengamat sosial ekonomi, Rusli Tan kepada EGINDO.co Senin (12/7/2021) hari ini sehubungan dengan harga berbagai vitamin melambung di pasaran dan bahkan hilang atau tidak ada barangnya.
Menurut Rusli Tan, hal ini sangat disayangkan karena akhirnya masyarakat yang terpapar Covid-19 ramai-ramai mendatangi rumah sakit. Sementara rumah sakit sudah penuh dan para petugas kesehatan (Nakes) sudah kewalahan dengan banyaknya pasien Covid-19 yang mendatangi rumah sakit.
Rusli Tan menilai, kelangkaan berbagai vitamin dan obat yang dinilai mampu membantu pemulihan orang yang terpapar Covid-19 tidak boleh harganya melambung tinggi dan apa lagi sampai hilang di pasaran karena menyangkut nyawa dari para orang yang terpapar Covid-19. “Pemerintah harus bisa menyediakannya dengan harga yang standar dan mudah diperoleh masyarakat sewaktu-waktu,” kata Rusli Tan menegaskan.
Menurutnya pemerintah harus serius bila memang ingin mengatasi Covid-19, jangan hanya ekspose di media akan tetapi melihat langsung ke lapangan, memastikan berbagai vitamin dan obat yang dibutuhkan tersedia dan harga standar.
Masyarakat Sangat Baik
Menurut Rusli Tan, masyarakat sangat baik dan mendukung program pemerintah akan tetapi pemerintah juga harus serius dan membuat suasana yang baik. Masyarakat yang terpapar Covid-19 tanpa gejala yang serius diminta isolasi mandiri, masyarakat mau meskipun harus membiayai dirinya sendiri akan tetapi untuk mendapatkan vitamin-vitamin dan obat pendukung harganya melambung dan menghilang di pasaran. “Informasi yang diberikan pemerintah harus jelas dan inplementasinya ada di lapangan, jangan hanya ekspose, jangan hanya imbauan akan tetapi di lapangan kondisinya berbeda,” kata Rusli Tan menjelaskan.
Sama halnya dengan PPKM yang diberlakukan pemerintah, masyarakat mau melakukannya akan tetapi pemerintah harus memikirkan dampak ekonomi social masyarakat atas diberlakukannya PPKM itu. Kini kata Rusli Tan, kehidupan masyarakat menengah ke bawah sudah sangat sulit.
Perekonomian masyarakat harus diperhatikan pemerintah, jika tidak pertumbuhan ekonomi nasional nantinya akan terganggu, sekarang juga sudah terganggu dan sangat memukul ekonomi mikro. “Jelas para pelaku UKM sangat terpukul dengan pemberlakuan PPKM, usaha mereka anjlok,” katanya.
Rusli Tan, sebagai pengamat ekonomi social masyarakat memintan pemerintah bertindak arif bijaksana, jangan terus memojokkan dan menyalahkan masyarakat. Jangan dikatakan masyarakat tidak mau divaksin, jangan mengancam masyarakat sebab faktanya masyarakat mau divaksin akan tetapi pemerintah yang kurang siap melaksanakan vaksinasi. “Tidak benar masyarakat tidak mau divaksin, faktanya setiap ada vaksinasi, pasti diserbu masyarakat,” kata Rusli Tan.
Dipaparkannya, berbagai tempat vaksinasi membludak, harus antrian panjang dan sangat menyedihkan melihat para orangtua yang harus antrian panjang mendapatkan vaksin, terkadang sudah sampai di lokasi vaksin terpaksa harus pulang sebab kuota sudah habis hari itu dan harus datang lagi esok hari. “Berapa dana dan tenaga yang dikorbankan masyarakat dan itu buktinya masyarakat mau diaksin akan tetapi pemerintah yang belum siap,” kata Rusli Tan menandaskan@
Fd/TimEGINDO.co