Jakarta | EGINDO.co – Presiden Joko Widodo menyambut baik terbitnya izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan langkah tersebut, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia diharapkan dapat dipercepat.
“Kita juga bersyukur BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization untuk vaksin Sinovac yang dinyatakan aman digunakan anak usia 12 sampai 17 tahun, sehingga vaksinasi untuk anak-anak usia tersebut bisa segera dimulai,” kata Jokowi.
Sebagaimana yang telah berulang kali disampaikan, Presiden menargetkan vaksinasi Covid-19 mampu mencapai angka 1 juta suntikan per hari mulai Juli 2021.
Ia pun mengapresiasi tingginya angka vaksinasi pada Sabtu (26/6/2021) kemarin yang mencapai 1,3 juta suntikan.
Angka tersebut, kata Jokowi, lebih cepat dari target yang sudah ditetapkan.
Jokowi mengatakan, capaian itu merupakan hasil kerja keras dan gotong royong semua pihak, terutama Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, pemerintah daerah, BUMN, pihak swasta, hingga masyarakat yang bersedia divaksin.
Ditargetkan, angka vaksinasi dapat terus ditingkatkan hingga mencapai 2 juta suntikan per hari mulai Agustus mendatang.
“Saya mengingatkan bahwa seluruh pihak tetap harus bekerja keras agar target satu juta per hari vaksinasi terjaga sampai akhir Juli dan dapat kita tingkatkan dua kali lipat pada Agustus 2021, yaitu mencapai 2 juta dosis per hari,” ujar Jokowi.
Agar angka vaksinasi dapat terus meningkat, Jokowi meminta masyarakat tak ragu divaksin. Ia juga mengingatkan warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona.
“Tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Dan sekali lagi saya ingatkan, tinggallah di rumah selama tidak ada kebutuhan yang mendesak,” kata Presiden.
Sebelumnya diberitakan, izin penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun telah direkomendasikan oleh BPOM. Informasi ini diunggah ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono di akun Twitter-nya. Pandu pun membenarkan bahwa informasi itu didapatnya dari BPOM.
“Benar,” kata Pandu kepada Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Kompas.com telah meminta konfirmasi terkait hal ini kepada BPOM. Namun, hingga berita ini diturunkan, pihak BPOM belum merespons.
Sumber : Kompas.com/SL