Jakarta | EGINDO.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan, penularan varian virus corona apa pun dapat dicegah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. “Virusnya, strain apa pun, mencegahnya satu, kita taat protokol kesehatan, tetap pakai masker, cuci tangan, jaga jarak,” kata Budi, dalam sesi wawancara secara virtual dengan Kompas, Selasa (22/6/2021).
“Eggak ada yang berubah. Misalnya, enggak boleh makan bareng, karena cara penularannya tetap sama,” tutur dia.
Budi mengatakan, virus corona varian Delta bahkan lebih cepat menular sehingga menjadi tantangan dalam mempercepat pemeriksaan Covid-19 dan pelacakan kontak erat (tracing). “Strateginya sama, cuma karena dia (varian Corona) menular lebih cepat, itu kalau kita dulu dites nunggu PCR dua hari, ini mungkin agak susah nih, jadi itu sebabnya kita sekarang pakai antigen, begitu positif angkut dulu aja,” ujarnya.
Budi menambahkan, penggunaan tes antigen bertujuan untuk mengetahui indikasi awal seseorang terpapar Covid-19. Dengan begitu, tindakan isolasi dapat segera dilakukan.
Menurut Budi, hasil positif Covid-19 dari pemeriksaan antigen hampir sama dengan PCR. “Kalau dia positif swab antigen itu 100 persen hampir sama dengan PCR, yang positif ini kita kurung dulu, jadi itu, untuk yang di sisi hulu, sebenarnya enggak ada strategi yang berubah, cuma kita harus melakukannya lebih cepat,” pungkasnya.
Adapun virus corona varian Delta (B.1.617) telah terdeteksi di Indonesia. Sebelumnya, pada 18 Juni 2021 varian Delta terdeteksi di enam provinsi.
Kini, jumlahnya meningkat. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi, menyebutkan varian Delta telah terdeteksi di 9 provinsi.
“Di Banten, DKI, Gorontalo, Jateng, Jatim, Jabar, Kaltim, Kalteng, dan Sumsel,” kata Nadia, Selasa (22/6/2021).
Sumber: Kompas.com/Sn