Guatemala City | EGINDO.co – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan “keprihatinan mendalam” kepada rekannya dari Guatemala pada Jumat (4 Juni) tentang upaya untuk menghapuskan unit anti-korupsi terkemuka di kantor jaksa agung, kata seorang juru bicara AS.
Panggilan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Pedro Brolo terjadi menjelang kunjungan ke Guatemala oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris dari hari Minggu. Pemerintahan Biden telah menjadikan perang melawan korupsi sebagai papan utama dari strategi kebijakan luar negerinya.
“Kami mengikuti dengan cermat tantangan baru-baru ini terhadap upaya anti-korupsi di Guatemala,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.
Kantor Penuntut Khusus Guatemala Melawan Impunitas (FECI), yang dipimpin oleh jaksa Juan Francisco Sandoval, telah menghadapi tantangan hukum dalam beberapa hari terakhir yang berusaha menyatakannya tidak konstitusional.
Sandoval menerima dukungan vokal dari Washington.
“Sekretaris menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang upaya untuk menghapuskan kantor anti-korupsi, seperti FECI,” kata Price.
Presiden Alejandro Giammattei mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa dia yakin kepala FECI memiliki agenda sayap kiri yang mempengaruhi pekerjaannya. Giammattei mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk memerangi korupsi dan bahwa dia tidak akan mengganggu kantor jaksa agung.
Giammattei mengatakan dia tidak terlibat dalam tekanan pada FECI, meskipun dirinya telah dipenjara selama kasus yang melibatkan Sandoval.
“Pelestarian lembaga independen yang memerangi korupsi dan impunitas sangat penting untuk mengatasi tantangan keamanan, kemakmuran, dan pemerintahan di Guatemala,” kata Price.
Dalam sebuah pernyataan, Brolo mengatakan panggilan itu adalah bagian dari komunikasi sehari-hari dengan Washington. Dia menekankan “keyakinan kuat” Guatemala dalam memperkuat institusi sebagai bagian penting dari memerangi korupsi dan berterima kasih kepada AS atas dukungannya.
Sumber : CNA/SL