Pengamat: Teknik Pengaturan Lalu Lintas Dengan Sistem SSA

Pemerhati masalah transportasi Akbp (Purn) Budiyanto S.Sos.MH.

Jakarta | EGINDO.com    -Pemerhati masalah transportasi Akbp (Purn) Budiyanto S.Sos.MH, mengatakan bahwa Pemerintah telah memberlakukan larangan mudik dari tgl 6 Mei sampai dengan  17 Mei 2021 dalam rangka untuk memutus penularan Covid – 19 baik pada saat di kampung halaman maupun kembalinya.

Larangan mudik belum mampu memberikan efek maksimal kepada para pemudik untuk tidak pulang kampung, buktinya dari data yang berhasil dihimpun 1,2 jt sampai dengan 1, 6 juta orang sudah meninggalkan Jabodetabek dan mereka sudah berada di kampung halaman dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia baik darat, laut maupun udara,tegasnya.

Mereka pada umumnya menggunakan waktu mudik sebelum waktu larangan mudik dan pada saat larangan mudik sudah diberlakukan. Apapun alasannya mereka yang sudah mudik akan kembali ke Jakarta dan wilayah penyangga lainnya dan perlu mendapatkan pelayanan untuk keamanan dan kelancaran lalu lintas di jalan sampai tujuan,ungkap Budiyanto.

Baca Juga :  KPK Dalami Perusahaan Pemberi Uang Kepada Dodi Reza

Dikatakan Budiyanto kepada EGINDO.com melalui telepon selulernya bahwa pada periode tertentu petugas akan dihadapkan pada pada titik kemacetan terutama pada puncak arus balik. Pengalaman yang sudah sering terjadi pada saat terjadi kemacetan pada puncak arus balik , antara lain dengan memberlakukan teknik pengaturan lalu lintas Sistem satu arah ( SSA ).

Sistem pengaturan apapun bentuknya dipastikan ada segi positif dan negatifnya termasuk langkah solusi tambahan dalam rangka mendukung pemberlakuan sistem tersebut:

Segi positif dari sistem Satu Arah (SSA) :
1.Peningkatan kapasitas ruas jalan.
2.Peningkatan keselamatan karena konflik kendaraan berkurang.
3.Konfigurasi parkir dapat diakses dikiri dan kanan jalan.
4.pengawasan lebih mudah.
5.Peningkatan kinerja lalu lintas.

Baca Juga :  Gempa Dinihari Di Tarutung Dirasakan Masyarakat Sibolga

Aspek negatif sistem pengaturan Sistem SSA (Sistem Satu Arah):
1.Sebagian kendaraan akan mengalami jarak tempuh yang panjang.
2.Perlu perubahan atau pengaturan Apill (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)
3.Penyesuaian rute angkutan umum dan masyarakat penggunanya.

Untuk memaksimalkan sistem pengaturan dengan sistem Satu Arah (SSA), perlu sosialisasi penyiapan rambu – rambu dan kiat personil dan sarana dan prasarana penunjang lainnya,tutup Budiyanto.@Sn

Bagikan :
Scroll to Top