Jakarta | EGINDO.com  – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menemukan mutasi varian virus COVID-19 baru dari Kango Afrika Selatan, di Mojokerto. Virus itu dibawa oleh sekelompok WNI yang melakukan perjalanan dinas ke daerah tersebut pada Februari 2021. Meski si pasien sembuh dan tidak ada yang tertular, namun penemuan virus Corona Kongo ini tentu saja mengkhawatirkan masyarakat luas.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Prof Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom menjelaskan setiap daerah atau negara banyak menimbulkan varian-varian Corona baru. Karena virus di suatu lingkungan akan mengalami mutasi sesuai dengan kondisi manusia dan lingkungan.
“Jadi prinsip “Human-environment-interface” selalu terjadi. Mutasi suatu virus sangat dipengaruhi individu (Human), faktor genetik. Kemudian faktor lingkungan ikut menentukan mutasi ini. Jadi meski varian luar negeri ditemukan di Indonesia, belum tentu sama dengan yang terjadi negara asalnya. Bisa melemah dan bisa lebih ganas. Ini perlu studi tentang virologinya,” kata Prof Nidom saat dihubungi detikcom, Jumat (7/5/2021).
“Untuk bisa menentukan suatu virus harus dilakukan identifikasi virus di sana dicocokkan dengan gejala klinis. Saya belum mendengar info tersebut (Tidak sampai menularkan kepada orang lainnya dan tidak bergejala),” ujarnya.
Saat ini, jelas dia, banyak terdeteksi mutasi-mutasi Corona yang terjadi. Hal ini bisa jadi diakibatkan pelaksanaan vaksinasi.
Sebelumnya Kadinkes Jawa Timur dr Herlin Ferliana menyampaikan temuan varian mutasi Corona. Varian mutasi Corona Kongo, Afrika tersebut ditemukan di Kabupaten Mojokerto.
Herlin menyebut, mutasi Corona dari Kongo ini dibawa oleh sekelompok Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan perjalanan dinas ke daerah tersebut, pada Februari 2021. Namun, WNI tersebut telah sembuh. Varian mutasi Corona dari Kongo yang dibawa seseorang itu, tidak sampai menularkan kepada warga lainnya di Mojokerto.
Dinkes telah melakukan penelusuran untuk mencari kontak erat orang tersebut. Hasilnya hanya yang bersangkutan saja yang terinfeksi. Sementara warga yang mengidap mutasi varian Corona Kongo, tidak mengalami gejala alias Orang Tanpa Gerjala (OTG).
Saat itu, Dinkes Jatim mengklaim jika varian mutasi Corona dari Kongo yang terpapar kepada satu orang tersebut tidak mengalami gejala atau OTG dan tidak sampai menularkan kepada warga lainnya. Benarkah mutasi dari Kango ini tidak menularkan dan tidak ada gejala?
Sumber: detiknews.com/Sn