Amerika Tahan Hampir 100.000 Migran Di Perbatasan Meksiko

Para mmigran dari Amerika Tengah dan lainnya yang berharap dapat menyeberangi perbatasan dan mendapatkan suaka di Amerika Serikat, membawa spanduk dan meneriakkan slogan kepada Presiden AS Joe Biden di kamp
Para mmigran dari Amerika Tengah dan lainnya yang berharap dapat menyeberangi perbatasan dan mendapatkan suaka di Amerika Serikat, membawa spanduk dan meneriakkan slogan kepada Presiden AS Joe Biden di kamp

Washington, | EGINDO.co – Petugas Amerika Serikat menahan hampir 100.000 migran di perbatasan AS-Meksiko pada Februari, menurut dua orang yang mengetahui angka awal, total bulanan tertinggi sejak lonjakan jumlah migran di perbatasan pada pertengahan 2019. Angka-angka itu, yang belum dilaporkan sebelumnya, menunjukkan peningkatan arus kedatangan migran di perbatasan barat daya ketika Presiden AS Joe Biden berusaha untuk membatalkan beberapa kebijakan keras selama kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Total angka bulan lalu akan menjadi hitungan tertinggi pada Februari sejak 2006. Sumber yang memberikan angka kepada Reuters itu berbicara tanpa menyebut nama. Meningkatnya jumlah anak yang tiba di perbatasan tanpa orang tua atau wali resmi telah memaksa pejabat AS dalam beberapa pekan terakhir mencari pilihan tempat tinggal dan mengambil langkah untuk mempercepat pembebasan mereka kepada para sponsor di Amerika Serikat.

Baca Juga :  Tesla Bantu Polisi Menyelidiki Kecelakaan Fatal Di China

Hampir 100.000 migran yang ditahan di perbatasan pada Februari menunjukkan peningkatan lebih dari 78.000 pada Januari. Total migran pada Februari tampaknya menjadi angka bulanan tertinggi sejak Juni 2019 selama lonjakan besar di perbatasan. Keadaan itu dijadikan Trump sebagai pembenaran untuk memberlakukan tindakan keras imigrasi secara luas.

Seorang juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan statistik resmi untuk Februari kemungkinan akan dirilis minggu depan. Agen Patroli Perbatasan AS menangkap lebih dari 4.500 migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko dalam satu hari pada Rabu (3/3), menurut data pemerintah yang dibagikan kepada Reuters. Angka itu menjadi suatu tanda bahwa kedatangan migran ilegal dapat terus meningkat pada Maret.

Baca Juga :  Oposisi Tak Ikut, PM Malaysia Umumkan Kabinet

Partai Republik mengkritik Biden karena membatalkan kebijakan imigrasi garis keras versi Trump, dengan mengatakan bahwa perubahan itu akan mengarah pada lebih besar jumlah imigrasi ilegal. Kevin McCarthy, petinggi Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat, mengirim surat kepada Biden pada Jumat (5/3), meminta pertemuan untuk membahas masalah tersebut. Ia “sangat prihatin” dengan pendekatan pemerintah mengenai masalah perbatasan. “Kita harus mengakui ada krisis perbatasan, mengembangkan rencana, dan, dengan tegas, melarang orang-orang dari Meksiko dan Amerika Tengah untuk melakukan perjalanan berbahaya ke perbatasan kita di selatan,” tulis McCarthy dalam surat itu.

Tingkat angka resmi penangkapan para migran yang mencoba melintasi perbatasan secara ilegal meningkat selama setahun terakhir di bawah kebijakan era Trump, yang dikenal sebagai Judul 42. Kebijakan itu, yang dikeluarkan atas dasar kesehatan masyarakat di tengah pandemi virus corona, memungkinkan otoritas AS untuk dengan cepat mengusir migran yang tertangkap menyeberang. Dalam beberapa kasus, para migran mencoba melintasi perbatasan lagi. Biden pada Februari membebaskan anak-anak tanpa pendamping dari kebijakan tersebut.@

Baca Juga :  Presiden Baru Ceko Janji Tingkatkan Hubungan Dengan Taiwan

rtr/ant/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top