Malaysia Kemungkinan Batal Beli Vaksin Sinovac

Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona

Jakarta | EGINDO.co – Pemerintah Malaysia kemungkinan batal beli Vaksin Sinovac. Malaysia sedang mempertimbangkan kemungkinan membatalkan pembelian vaksin China Sinovac, Coronavac.

Hal ini dikatakan Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Khairy Jamaluddin dalam konferensi pers, sebagaimana dilansir The Star yang dikutip EGINDO.co Kamis (14/1/2021).

Dikatakannya kemungkinan tidak akan melanjutkan pengadaan vaksin Covid-19 Sinovac jika mereka tidak puas dengan keamanan dan kemanjurannya. Meski begitu Jamaluddin menegaskan setiap pengadaan vaksin harus mendapat persetujuan dari Badan Pengatur Farmasi Nasional (NPRA). “Jika kami tidak puas dengan keamanan dan kemanjuran, kami tidak akan melakukan pengadaan. Data klinis Sinovac baru dirilis. Kami akan meninjau datanya dan memutuskan,” katanya dalam serangkaian tweet pada Rabu (13/1/2021).

Baca Juga :  Saham Asia Menguat Didukung Reli Wall Street, Inflasi AS Lemah

Disebutkan Jamaluddin menanggapi laporan berita bahwa uji klinis Brasil menemukan vaksin Sinovac Covid-19 efektif 50,4%. Untuk itu harus ada berujar harus ada strategi dalam pembelian vaksin. “Jika kami tidak puas dengan keamanan dan kemanjuran, kami tidak akan melakukan pengadaan. Data klinis Sinovac baru dirilis. Kami akan meninjau datanya dan memutuskan,” katanya dalam serangkaian tweet.

Disamping itu Jamaluddin menanggapi laporan tentang uji klinis vaksin Sinovac. “Inilah mengapa strategi kami menjadi portofolio vaksin. Untuk memastikan kami memiliki pasokan yang cukup dan untuk mengurangi masalah regulasi dan manufaktur,” paparnya lagi.

Sebelumnya Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah mengatakan pada Senin (11/1/2021) agar Malaysia mendapatkan kekebalan kawanan (herd immunity). Sekitar 60% hingga 70% atau antara 20 hingga 23 juta penduduk Malaysia harus divaksinasi.

Baca Juga :  Emirates Mulai Terbang Dari India Setelah Larangan Covid-19

Sementara itu NPRA sejauh ini telah memberikan pendaftaran bersyarat untuk vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech, dengan pemerintah mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan memperoleh 12,8 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama. Malaysia juga telah menandatangani perjanjian untuk mendapatkan dosis 6,4 juta vaksin AstraZeneca-Oxford.@

TS/cnn/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top