Penguncian Ketiga, Warga Inggris Harus Tinggal Di Rumah

Warga mendorong kereta belanja yang penuh dengan aneka kebutuhan sehari-hari di bagian luar supermarket setelah pembatasan nasional (lockdown)
Warga mendorong kereta belanja yang penuh dengan aneka kebutuhan sehari-hari di bagian luar supermarket setelah pembatasan nasional (lockdown)

London, | EGINDO.co – Warga Inggris diharuskan tinggal di rumah saat negara itu memulai penguncian nasional untuk ketiga kalinya pada Selasa, dan pemerintah menyerukan satu upaya besar terakhir untuk membendung virus sebelum vaksinasi massal membalikkan keadaan.

Inggris telah menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak COVID-19, dengan jumlah kematian tertinggi kedua di Eropa dan ekonomi yang mengalami kontraksi paling tajam dari negara mana pun di Kelompok Tujuh selama gelombang pertama infeksi musim semi lalu. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan penguncian baru pada Senin malam (4/1), mengatakan varian virus corona baru yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris menyebar begitu cepat sehingga Layanan Kesehatan Nasional (NHS) berisiko kewalahan dalam 21 hari.

Baca Juga :  Seoul Peringatkan; Korut Rencanakan Serangan Terhadap Kedutaan

Di Inggris saja, sekitar 27 ribu orang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, atau 40 persen lebih banyak daripada puncak pertama pada bulan April, dengan jumlah infeksi masih diperkirakan akan meningkat lebih lanjut setelah peningkatan sosialisasi selama periode Natal. Jajak pendapat Savanta-ComRes yang diambil tepat setelah pidato Johnson menunjukkan empat dari lima orang dewasa di Inggris mendukung penguncian tersebut. “Saya benar-benar berpikir itu adalah keputusan yang tepat untuk dibuat. Rumah sakit NHS benar-benar penuh sehingga kami berada dalam posisi yang sama seperti kami saat penguncian pertama kali,” kata seorang warga London, Kaitlin Colucci (28).

Sejak dimulainya pandemi, lebih dari 75 ribu orang telah meninggal di Inggris dalam 28 hari setelah dites positif terinfeksi virus corona, menurut angka resmi pemerintah. Di bawah aturan baru di Inggris, sekolah ditutup untuk sebagian besar murid, orang harus bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan semua toko perhotelan dan toko non-esensial ditutup.

Baca Juga :  China Menolak Status Quo Dari Situasi Taiwan,Kata Blinken

Pemerintah semi-otonom di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara telah memberlakukan tindakan serupa. Saat tingkat infeksi melonjak di seluruh Eropa, negara-negara lain juga membatasi kegiatan publik. Jerman akan memperpanjang penguncian yang ketat hingga akhir bulan, dan Italia memutuskan pada Selasa untuk mempertahankan pembatasan nasional pada akhir pekan ini sambil melonggarkan pembatasan pada hari kerja.@

rtr/ant/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top