Rawalpindi | EGINDO.co – Hujan deras telah dikaitkan dengan 54 kematian dalam 24 jam terakhir di Pakistan, sehingga jumlah korban jiwa menjadi sekitar 180 sejak datangnya musim hujan pada akhir Juni, ungkap badan penanggulangan bencana pemerintah pada Kamis (17 Juli).
Hujan deras mengguyur hampir tanpa henti di sebagian wilayah Provinsi Punjab sejak Rabu pagi, menyebabkan banjir perkotaan dan rumah-rumah runtuh.
Warga yang tinggal di daerah dataran rendah dekat Sungai Nullah Lai yang mengalir melalui kota Rawalpindi, di sebelah ibu kota Islamabad, telah diperintahkan untuk mengungsi setelah kenaikan permukaan air yang tajam.
Evakuasi telah dilakukan di beberapa daerah yang berbatasan dengan sungai, “sementara tim penyelamat bersiaga untuk evakuasi lebih lanjut”, kata seorang juru bicara badan penanggulangan bencana.
“Warga di daerah rawan harus menyiapkan perlengkapan darurat berupa makanan, air, dan obat-obatan penting untuk tiga hingga lima hari jika terjadi keadaan darurat,” kata Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dalam sebuah peringatan.
Pemerintah Rawalpindi menetapkan hari libur umum pada hari Kamis agar warga tetap di rumah, sementara departemen meteorologi nasional memperingatkan bahwa hujan lebat akan berlanjut hingga Jumat.
“Dalam 24 jam terakhir, 54 orang tewas dan 227 orang luka-luka di seluruh Pakistan, dengan mayoritas korban jiwa dilaporkan dari Punjab,” kata juru bicara NDMA kepada AFP, seraya menambahkan bahwa jumlah korban telah dihitung hingga pukul 8 pagi (11 pagi, waktu Singapura) pada hari Kamis.
Sekitar 180 orang tewas, termasuk 70 anak-anak, dan sekitar 500 orang luka-luka sejak awal musim hujan pada 26 Juni, menurut badan bencana.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh rumah yang runtuh dan banjir bandang yang tiba-tiba, sementara puluhan orang juga tersengat listrik.
Musim hujan membawa 70 hingga 80 persen curah hujan tahunan di Asia Selatan, dan berlangsung dari Juni hingga September di India dan Pakistan.
Hujan tahunan sangat penting bagi pertanian dan ketahanan pangan, serta mata pencaharian jutaan petani, tetapi juga membawa kehancuran.
Asia Selatan semakin panas dan mengalami perubahan pola cuaca dalam beberapa tahun terakhir, tetapi para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana pemanasan global memengaruhi musim hujan yang sangat kompleks ini.
Pakistan adalah salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim, dan 255 juta penduduknya menghadapi peristiwa cuaca ekstrem dengan frekuensi yang semakin meningkat.
Pada tahun 2022, banjir musim hujan merendam sepertiga wilayah negara tersebut dan menewaskan 1.700 orang.
Sumber : CNA/SL