5 Alasan Ilmiah Kenapa Orang Melakukan Bullying

(whyy)
(whyy)

Jakarta | EGINDO.co Bullying atau perundungan menjadi isu yang belum juga terselesaikan hingga saat ini. Setiap harinya, kasus perundungan seolah selalu ada dan melibatkan korban-korban yang baru lagi.

Untuk menghentikan kasus perundungan ini, pemahaman akan penyebab perilaku tersebut jelas perlu dilakukan. Kasus perundungan ini ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah, lho. Penelitian telah mengidentifikasi beberapa penyebab perundungan yang ternyata dominan di setiap kasus.

Berikut penjelasan ilmiah mengapa orang begitu senang mem-bully orang lain.

1. Keinginan untuk menjadi dominan

 

(probonoaustralia)

           

Menurut laporan dari Healthdirect, perilaku perundungan bisa disebabkan karena keinginan pelaku untuk menjadi dominan. Sikap ingin menjadi dominan ini lalu mereka terapkan dengan menganggap remeh orang lain.

Para pelaku dalam situasi seperti ini merasa bahwa ia memiliki kedudukan lebih tinggi dari orang lain. Sikap merasa dominan ini ditunjukkan karena pelaku ingin korban dan orang lain memandangnya sebagai seseorang yang memiliki kedudukan sosial lebih tinggi.

Baca Juga :  Erick Thohir Laporkan Dugaan Korupsi Garuda Ke Kejagung

2. Punya harga diri yang rendah

 

(suaramerdeka)

 

Para pelaku perundungan seringkali justru memiliki masalah dengan tingkat kepercayaan diri. Mereka sejatinya adalah orang-orang dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah.

Dikutip dari Ditch the Label, para pelaku menggunakan aksi perundungan mereka untuk menutupi jati diri yang sebenarnya. Mereka ingin orang lain tidak memperhatikan kekurangan besar yang sebenarnya mereka miliki. Para pelaku ini sebenarnya tengah tertekan berat sehingga mereka mengalihkan kemarahan mereka ke orang lain.

3. Kehidupan yang tidak nyaman di rumah

 

(okezone)

 

Menurut data dari Ditch the Label, satu dari tiga pelaku perundungan pasti selalu memiliki masalah di rumah. Mereka memiliki orang tua yang kurang perhatian. Perbuatan onar mereka terhadap orang lain pun menjadi salah satu cara untuk mendapatkan perhatian orang tua.

Baca Juga :  Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia

Para pelaku perundungan juga seringkali merasa mendapat penolakan dari orang-orang yang seharusnya menyayangi mereka. Mereka pun menumpahkan kekesalahan di rumah terhadap orang lain di lingkaran pertemanan.

4. Pernah jadi korban bullying

 

(livescience)

 

Pelaku dan korban perundungan biasanya membentuk sebuah siklus yang tidak sehat. Bisa jadi, orang yang saat ini menjadi pelaku perundungan justru pernah menjadi korban di masa lalu.

Hal ini mereka gunakan sebagai cara untuk bertahan di tengah lingkungan yang keras. Dengan merundung orang lain, mereka merasa bahwa orang-orang akan memandangnya sebagai seseorang yang kuat dan tidak memiliki trauma di masa lalu.

5. Kurangnya introspeksi diri

 

(kompasiana)

 

Baca Juga :  Kemenkes-IAEA Perkuat Fasilitas Layanan Terapi Kanker

Perundungan tidak akan pernah berhenti karena para pelaku kurang memiliki kesadaran bahwa perilakunya tersebut merugikan banyak orang. Mereka akan terus mengulangi hal tersebut seolah sebagai sesuatu yang biasa saja.

Padahal, mereka seharusnya mulai menyadari bahwa perbuat merisak orang lain begitu merugikan. Kegagalan untuk introspeksi diri ini membuat mereka sulit menghentikan perilaku merugikan ini.

Itu tadi penjelasan ilmiah terkait perilaku bullying atau perundungan. Pelaku perundungan harus terus-menerus diingatkan agar mereka tidak mengulangi hal itu, ya

 

Sumber : IDN Times

Bagikan :
Scroll to Top