Yanaquihua | EGINDO.co – Sedikitnya 27 pekerja tewas dalam kebakaran di sebuah tambang emas di daerah terpencil di selatan Peru, pihak berwenang mengatakan pada hari Minggu (7 Mei), menjadikannya salah satu tragedi pertambangan terburuk dalam sejarah negara Amerika Selatan tersebut.
Kerabat yang berduka berkumpul di dekat tambang untuk mencari kabar tentang orang yang mereka cintai.
“Di mana kamu sayang, di mana kamu?” teriak Marcelina Aguirre Quispe, yang suaminya termasuk di antara para korban.
“Kami tahu ada korsleting listrik dan dari situ terjadi ledakan. Kami sangat terkejut dengan semua yang terjadi,” kata Francisco Idme Mamani, yang kakaknya, Frederico, yang berusia 51 tahun, juga tewas.
Polisi dan kantor jaksa penuntut umum mengkonfirmasi bahwa kebakaran yang melanda terowongan di dalam tambang La Esperanza 1 di wilayah Arequipa disebabkan oleh korsleting listrik.
Jaksa penuntut umum Giovanni Matos mengatakan kepada televisi Channel N bahwa ada “27 orang tewas di dalam tambang”.
Media lokal mengatakan sebelumnya bahwa kebakaran dimulai setelah sebuah ledakan di tambang yang terletak di provinsi terpencil Condesuyos, yang berjarak 10 jam perjalanan dari kota Arequipa, ibukota regional.
Ledakan tersebut menyulut penyangga kayu di dalam tambang di kota Yanaquihua.
Para korban berada di kedalaman 100 meter di bawah tanah, kata media lokal.
Berita tentang kebakaran tersebut baru dipublikasikan pada hari Minggu setelah polisi mengumpulkan rincian korban tewas.
Tim penyelamat berusaha untuk mengamankan tambang sebelum memindahkan jasad para korban.
“Kami harus membuat tempat di mana para korban tewas aman agar kami dapat memasukinya dan menemukan mayat-mayat tersebut,” kata Matos.
Belum ada laporan mengenai korban selamat, atau konfirmasi mengenai berapa banyak orang yang berada di dalam tambang saat kebakaran terjadi.
Walikota Yanaquihua, James Casquino, mengatakan kepada kantor berita Andina bahwa sebagian besar penambang meninggal karena sesak napas dan luka bakar.
Kecelakaan Pertambangan
Insiden ini merupakan salah satu kecelakaan tambang terburuk dalam beberapa tahun terakhir di Peru, negara penghasil emas terbesar di Amerika Latin.
“Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan telah bekerja sejak tragedi ini terjadi untuk pemulihan dan pengangkutan jenazah,” kata kantor kepresidenan dalam sebuah tweet.
Para anggota keluarga menuju ke kantor polisi terdekat untuk mendapatkan informasi tentang kerabat mereka.
Tambang yang dioperasikan oleh Minera Yanaquihua adalah perusahaan legal namun ada banyak tambang ilegal di wilayah tersebut.
Perusahaan ini telah mengoperasikan tambang di Peru selama 23 tahun.
Pertambangan merupakan salah satu mesin penggerak ekonomi Peru, menyumbang lebih dari delapan persen PDB.
Tahun lalu, 39 orang tewas dalam insiden terkait pertambangan, menurut kementerian pertambangan dan energi.
Pada tahun 2020, empat pekerja tewas setelah terjebak ketika sebuah tambang di Arequipa runtuh.
Peru adalah produsen perak, tembaga, dan seng terbesar kedua di dunia, menurut sumber resmi.
Peru juga merupakan produsen seng, timah, timbal, dan molibdenum terbesar di Amerika Latin.
Sumber : CNA/SL