Jakarta | EGINDO.co – Menteri Olahraga Indonesia Zainudin Amali mengatakan pada Minggu (2 Oktober) pihak berwenang akan mengevaluasi kembali keamanan pada pertandingan sepak bola dan mempertimbangkan untuk tidak mengizinkan penonton setelah kerumunan orang berdesak-desakan dalam kerusuhan yang menewaskan lebih dari 120 orang pada pertandingan di provinsi Jawa Timur.
Dalam pembaruan pada Minggu pagi, seorang juru bicara polisi mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 129.
Kapolres Jatim awalnya mengatakan 127 orang tewas dan 180 luka-luka. Pendukung dari pihak yang kalah telah menyerbu lapangan dan pihak berwenang telah menembakkan gas air mata, yang menyebabkan kerumunan orang berdesak-desakan dan kasus mati lemas, kata Nico Afinta kepada wartawan.
Dari 127 orang yang awalnya dilaporkan tewas, dua di antaranya adalah petugas polisi, tambahnya.
“Tiga puluh empat orang meninggal di dalam stadion dan sisanya meninggal di rumah sakit,” katanya.
Liga 1 papan atas Indonesia BRI Liga 1 telah menangguhkan pertandingan selama seminggu menyusul kerusuhan setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada hari Sabtu.
Menurut pengumuman liga, ada korban dan kerusakan signifikan di sekitar stadion.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengatakan akan memulai penyelidikan atas apa yang terjadi setelah pertandingan. Baik PSSI maupun BRI Liga 1 tidak bisa memastikan jumlah korban.
“Keputusan itu kami umumkan setelah mendapat arahan dari Ketua Umum PSSI. Hal ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” kata Direktur Utama pemilik liga PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.
Persebaya memenangkan pertandingan dengan skor 3-2.
Sumber : CNA/SL