Mogadishu | EGINDO.co – Sedikitnya 12 orang tewas ketika gerilyawan yang terkait dengan Al Qaeda menyerang sebuah hotel di ibu kota Somalia, Mogadishu, menyandera yang masih diperjuangkan pihak berwenang untuk dibebaskan 24 jam kemudian, kata seorang perwira intelijen pada Sabtu (20 Agustus).
Para penyerang meledakkan jalan mereka ke Hotel Hayat pada Jumat malam dengan dua bom mobil sebelum melepaskan tembakan. Pemberontak al Shabaab Somalia mengaku bertanggung jawab.
“Sejauh ini kami telah mengkonfirmasi 12 orang, kebanyakan warga sipil, tewas,” kata Mohammed, seorang perwira intelijen yang hanya memberikan satu nama, kepada Reuters.
Orang-orang bersenjata itu menahan sejumlah sandera yang tidak diketahui jumlahnya di lantai dua gedung itu, kata Mohammed, mencegah pihak berwenang menggunakan senjata berat.
Mereka juga mengebom tangga untuk mempersulit akses ke lantai tertentu, katanya.
Saat pengepungan memasuki hari kedua pada Sabtu malam, pihak berwenang telah mengamankan 95 persen bangunan, kata stasiun televisi nasional Somalia. Penyiar tidak memberikan jumlah korban terbaru.
Mereka yang memerangi gerilyawan di dalam hotel termasuk Gaashan, pasukan paramiliter yang berspesialisasi dalam kontra-pemberontakan, kata seorang pejabat senior kepada Reuters.
Ledakan itu mengirimkan gumpalan asap besar ke persimpangan yang sibuk pada Jumat malam, dan suara tembakan masih terdengar di seluruh ibu kota pada Sabtu malam.
Ledakan terdengar pada Jumat malam ketika pasukan pemerintah berusaha merebut kembali kendali hotel dari militan, kata saksi mata.
Sebagian besar hotel dihancurkan oleh pertempuran, kata mereka.
Serangan hari Jumat adalah insiden besar pertama sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud menjabat pada Mei.
Kelompok al Shabaab yang terkait dengan al Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut terjemahan oleh SITE Intelligence Group, yang memantau pernyataan kelompok jihad.
Al Shabaab telah berjuang untuk menggulingkan pemerintah Somalia selama lebih dari 10 tahun. Ia ingin mendirikan aturannya sendiri berdasarkan interpretasi hukum Islam yang ketat.
Hayat Hotel adalah tempat yang populer dengan anggota parlemen dan pejabat pemerintah lainnya. Tidak ada informasi segera tentang apakah ada di antara mereka yang terperangkap dalam pengepungan.
Sumber : CNA/SL