Khartoum | EGINDO.co – Setidaknya 1.000 orang tewas dalam tanah longsor yang menghancurkan sebuah desa di daerah pegunungan Jebel Marra di wilayah Darfur, Sudan, hanya menyisakan satu orang yang selamat, ungkap kelompok bersenjata yang menguasai daerah tersebut pada Selasa dini hari (2 September).
Tanah longsor melanda Desa Tarseen pada 31 Agustus setelah hujan deras selama seminggu, ungkap Gerakan/Tentara Pembebasan Sudan (SLM/A) yang dipimpin oleh Abdelwahid Mohamed Nour dalam sebuah pernyataan.
SLM/A, yang telah lama menguasai dan memerintah wilayah otonom Jebel Marra, meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan bantuan internasional untuk membantu mengevakuasi jenazah para korban, termasuk pria, wanita, dan anak-anak.
“Tarseen, yang terkenal dengan produksi jeruknya, kini telah rata dengan tanah,” demikian pernyataan tersebut.
SLM/A tetap netral dalam pertempuran antara musuh utama dalam perang saudara Sudan, yaitu tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter. Kedua musuh bebuyutan ini memperebutkan kendali atas al-Fashir, ibu kota negara bagian Darfur Utara di dekatnya, yang dikepung oleh RSF dan telah menderita kelaparan.
Warga al-Fashir dan daerah sekitarnya telah mencari perlindungan di Jebel Marra, meskipun makanan, tempat berteduh, dan pasokan medis tidak mencukupi dan ratusan ribu orang telah terpapar hujan. Tawila, tempat sebagian besar pengungsi tiba, sedang dilanda wabah kolera.
Perang saudara yang telah berlangsung selama dua tahun telah menyebabkan lebih dari separuh penduduk Sudan menghadapi tingkat kelaparan yang parah dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, membuat mereka sangat rentan terhadap banjir tahunan Sudan yang merusak.
Pemerintah Sudan yang dikendalikan militer menyampaikan belasungkawa dan kesediaannya untuk membantu. Pemerintah yang baru dibentuk dan dikendalikan RSF, yang mengendalikan wilayah di sekitar Jebel Marra, tidak segera berkomentar.
Sumber : CNA/SL